tag:blogger.com,1999:blog-87200992398237897742024-03-08T14:15:13.058-08:00Handy Sihotang's BlogHandy Sihotanghttp://www.blogger.com/profile/17513973962558063435noreply@blogger.comBlogger5125tag:blogger.com,1999:blog-8720099239823789774.post-33027333895071409112011-11-19T00:54:00.001-08:002012-03-09T23:20:50.374-08:00Perkembangan Dan Permasalahan Dari Sistem Informasi Dan Transaksi Eektronik<br />
<div align="center" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">Perkembangan
Dan Permasalahan Dari Sistem Informasi Dan Transaksi Eektronik</span></b></div>
<div style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<img height="253" src="file:///C:/Users/usewr/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.jpg" width="300" /></div>
<div style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Dewasa ini,
disadari dunia sedang berada dalam era informasi yang tahapan selanjutnya
setelah era prasejarah, era agraris dan era industry. Sesuai dengan
perkembangan peradaban manusia, tentunya pemahaman dan pengembangan system
hukum ataupun konstruksi hukum yang terbangun sesuai dengan dinamika itu
sendiri. Informasi memang suatu konsep yang cukup unik, di mana semua orang
seakan dengan mudah mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan informasi,
namun tampaknya agak sulit dalam mengemukakan pendefisiannya secara baku karena
harus sesuai dengan konteksnya.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8720099239823789774#_ftn1" name="_ftnref1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">[1]</span></span></span></a>
Dalam praktiknya, sering terjadi salah tafsir tentang pembedaan antara data dan
informasi.</span> Sementara itu di temukan beberapa keadaan
pluralistis tentang pendefinisian informasi yang ditandai dengan keanekaragaman
pengertian dan penafsiran. <b><span lang="EN-US">Informasi </span></b><b>merupakan suatu </b><span lang="EN-US">data
yang sudah diolah menjadi suatu bentuk lain yang lebih berguna yaitu
pengetahuan atau keterangan yang ditujukan bagi penerima dalam pengambilan
keputusan, baik masa sekarang atau yang akan datang.</span> Perkembangan sistem informasi dan transasksi
elektronik secara umum telah membantu setiap orang dalam bertindak dan berbuat
dalam rangka untuk melancarkan sesuatu yang diinginkan. Selain itu dengan
adanya perkembangan sistem informasi dan transaksi elektronik dunia seperti
tanpa batas. Orang-orang dengan mudahnya di manapun ia berada, kapan pun itu
harus dilakukan dan dalam keadaaan yang bagaimanapun semua terasa seperti tanpa
masalah. Karena melihat perkembangan yang begitu pesat sampai saat ini, semua
dapat terlaksana dengan mudah dan cepat dengan sistem internet. Dan juga dengan
berkembangnya teknologi informasi dan transaksi elektronik dimanfaatkan
sebagian orang sebagai tempat untuk mencari pendapatan. Seperti Jual-beli lewat
jejaring sosial ataupun jual beli melalui forum internet. Keadaan manusia di
era perkembangan teknologi Informasi dan
transaksi elektronik ini, manusia seolah-olah di jajah oleh sistem informasi
khususnya internet karena hampir setiap waktu dan tanpa memperhatikan tempat
manusia sangat senang berinternet ria. Semakin berkembangnya penggunaan
komputer untuk berbagai keperluan di berbagai perusahaan pun telah mendukung
penggunaan internet. Karena dirasa akan banyak sekali keuntungan yang akan
diperoleh oleh perusahaan seperti dalam surat-menyurat, transfer data secara
cepat dan mudah, dan mencari data-data yang diperlukan secara mudah. Pelaku
bisnis di Indonesia juga sudah banyak yang menggunakan dan memanfaatkan
internet untuk keperluan bisnisnya. Penggunan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">e-mail </i>sudah hampir merata dimanfaatkan, selain itu haampir semua
pihak dari media masa memiliki fasilitas <i style="mso-bidi-font-style: normal;">on-line,
</i> dan yang paling dirasa akan sangat
efisien dan efektif ialah sudah banyak bank di Indonesia yang memiliki layanan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">on-banking.</i> <span lang="EN-US">Untuk
memperoleh informasi yang berguna, tindakan yang pertama adalah mengumpulkan
data, kemudian mengolahnya sehingga menjadi informasi. Dari data-data tersebut
informasi yang didapatkan lebih terarah dan penting karena telah dilalui
berbagai tahap dalam pengolahannya diantaranya yaitu pengumpulan data, data apa
yang terkumpul dan menemukan informasi yang diperlukan</span>. Melihat bentuk masyarakat menjadi suatu
masyarakat informasi memicu perkembangan teknologi informasi menjadi kian pesat
sehingga banyak perangkat-perangkat informatika yang semakin canggih dan
jaringan sistem informasi yang semakin handal, serta mampu memenuhi segala
keingan yang ada dalam kehidupan masyarakat.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">2.1 </span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Perkembangan Informasi Dan Transaksi Elektronik</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> <span lang="EN-US"></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> Banyak hal yang dapat dijadikan dasar sebagai
permulaan dari perkembangan informasi dan transaksi elektronik. Salah satunya
yaitu karena manusia diciptakan sebagai mahkluk sosial. Mahkluk sosial berasal
dari kata mahkluk dan sosial. Mahkluk itu menurut <i style="mso-bidi-font-style: normal;">wikipedia.com</i> berarti </span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">merujuk pada </span><span lang="EN-US"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Organisme" title="Organisme"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">organisme hidup</span></a></span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> yang diciptakan oleh </span><span lang="EN-US"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tuhan" title="Tuhan"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Tuhan</span></a></span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">. Dan Sosial menurut
Enda MC merupakan </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">cara tentang bagaimana para
individu saling berhubungan</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">. Jadi dapat
diambil kesimpulan manusia dikatakan sebagai mahkluk sosial karena manusia itu tidak bisa lepas dari orang-orang disekitarnya untuk berinteraksi
satu sama lain. Teknologi Informasi dan transaksi elektronik bukanlah suatu
barang yang aneh lagi bagi kalangan masyarakat.
Teknologi informasi dan transaksi elektronik saat ini dimanfaatkan
manusia sebagai tempat yang mudah untuk melakukan semuanya itu. Dengan adanya perkembangan
informasi dan sistem transasksi elektronik ini informasi yang didapat dari
masyarakat tidak hanya lagi dapat dari satu orang saja melainkan juga dapat di
dapat dari dua orang bahkan lebih. Memang tidak dapat disangkal bahwa bahwa
penggunaan internet di Indonesia saat ini sudah semakin meningkat meskipun belum begtu banyak digunakan untuk
tujuan-tujuan komersial dan bisnis atau transaksi perdangangan. Fasilitas
Internet yang ada bukan lagi digunakan untuk berkomunikasi dan mencari
informasi melainkan orang-orang sudah menggunakan transaksi perdagangan dan telah mulai penggunaannya oleh beberapa
perusahaan yaitu <i style="mso-bidi-font-style: normal;">e-Commerse</i>. Yaitu
melakukan perdagangan melalui internet. Tapi yang perlu diperhatikan dari
perkembangan penggunaan teknologi dan informasi ini adalah kurangnya
perkembangan hukum yang ada dalam perusahaan-perusahaan tertentu untuk
mengantisipasi terjadi suatu kejahatan dalam rangka penggunaan sistem <i style="mso-bidi-font-style: normal;">e-commerse.</i> Selain itu,
perkembangan dari teknologi informasi dan transasksi elektronik ini membuat hubungan sosial dari satu pihak ke
piha lain akan terasa lebih dekat. Meskipun jarak memisahkan diantara keduanya.
Orang yang satu dan yang lain dapat denga mudahnya memberikan gambaran yang ada
dan keadaan secara <i style="mso-bidi-font-style: normal;">face to face</i>
dengan menggunakan fasilitas <i style="mso-bidi-font-style: normal;">handphone </i> ataupun internet walaupun berbeda daerah
bahkan berbeda negara. Hubungan sosial ini juga dapat didukung dengan fasiitas
teknologi informasi dan transaksi elektronik yang sudah begitu maju. Secara
umum semua penyedia jasa internet dissebut <i style="mso-bidi-font-style: normal;">internet
service provider (ISP). </i>Akan tetapi, sebenarnya penyedia jasa ini terbagi
atas: penyedia jaringan akses (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">connection
provider</i>), penyedia <i style="mso-bidi-font-style: normal;">content</i> yang
disebut juga <i style="mso-bidi-font-style: normal;"> information provider</i>, dan penyedia <i style="mso-bidi-font-style: normal;">search
engine </i>yang lazim di sebut <i style="mso-bidi-font-style: normal;">portal.</i>
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8720099239823789774#_ftn2" name="_ftnref2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">[2]</span></span></span></a>
Penyedia jaringan akses adalah penyedia jasa internet yang terbatas hanya pada
penyelenggaraan jaringan yang dapat digunakan oleh penyedia jasa internet
lainnya untuk dapat masuk dan berhubungan dengan jaringan internet. Penyedia <i style="mso-bidi-font-style: normal;">content </i>nerupakan penyedia dari internet
yang menyediakan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">content </i> dari media yang dapat langsung diakses oleh
pengguna dari internet. Sedangakan penyedia jasa <i style="mso-bidi-font-style: normal;">search engine </i>adalah penyedia jasa internet yang menyediakan jalan bagi pengguna internet untuk mencari dan
menemukan informasi yang disediakan oleh penyedia <i style="mso-bidi-font-style: normal;">content </i>melalui portal yang dibangun dan disediakan oleh penyedia jasa <i style="mso-bidi-font-style: normal;">search engine.</i> Berdasarkan hasil penelitian dari Rini Ida N,
S.T., M. MT. </span><b><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">Saat ini kebutuhan akan teknologi, baik itu teknologi
informasi maupun telekomunikasi sangat tinggi dari mulai golongan menengah
kebawah dan golongan menengah ke atas. Semua individu sangat membutuhkan
teknologi untuk mempercepat perkembangan atau meningkatkan pembangunan baik
pembangunan individu maupun kelompok.Perkembangan teknologi yang saat ini
sangat cepat adalah teknologi telekomunikasi, yang menghadirkan beragam pilihan
bentuk teknologi dan kecanggihannya. Saat ini terjadi persaingan yang ketat
antara 2 teknologi komunikasi yaitu selular dan FWA (</span></b><i><b><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">fixed Wireless Access).</span></b></i><b><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">Adapun perkembangan
teknologi komunikasi terutama teknologi selular sudah di mulai sejak
pertengahan tahun 90 an dengan mengusung teknologi 1G (</span></b><i><b><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">Generasi Pertama</span></b></i><b><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">) dengan menggunakan
teknologi AMPS (</span></b><i><b><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">Advance Mobile Phone System). </span></b></i><b><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">Dimana teknologi AMPS ini
pertama kali dipergunakan oleh pihak militer di Amerika Serikat.</span></b><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8720099239823789774#_ftn3" name="_ftnref3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">[3]</span></span></span></span></a><b><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"> Pada intinya,
perkembangan teknologi dan informasi ini telah membantu segala bentuk pekerjaan
manusia dalam hal informasi, hubungan sosial, dan sebagainya.</span></b><b><span style="font-size: 12pt; font-weight: normal; line-height: 200%;"></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 2.0cm; tab-stops: 2.0cm; text-align: justify; text-indent: -20.7pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 35.45pt; tab-stops: 35.45pt; text-align: justify; text-indent: -35.45pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">2.2 </span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Faktor Posititif
dari Perkembangan Informasi Dan Transaksi Elektronik</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 35.45pt; tab-stops: 35.45pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> </span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Banyak sekali
faktor-faktor positif yang dapat dirasakan oleh orang-orang mengenai penggunaan
dari fasilitas Informasi dan Transaksi elektronik ini. Dan penulis memaparkan
diantaranya sebagai berikut:</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 200%; margin-left: 90.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Mempermudah
seseorang dalam mencari dan mendapatkan data serta informasi yang diharapkan</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-left: 90.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Mempererat hubungan
batin dan sosial seseorang tanpa perlu mengkhawatirkan jarak yang memisahkan</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-left: 90.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Mengawasi jalannya
sistem pemerintahan yang ada</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-left: 90.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Merangsang proses
berfikir dan membuka cakrawala pikiran</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-left: 90.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">5.<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Mempermudah dalam
hubungan jual-beli</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-left: 90.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">6.<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Memberikan suatu
profesi baru bagi seseorang untuk mencari pendapatan</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-left: 90.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">7.<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Memperpendek jarak
dan waktu</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-left: 90.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">8.<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Pendayaan aneka
sumber dalam rangka penyajian sesuatu yang bermutu</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-left: 90.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">9.<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Membantu perluasan
pembelajaran dan potensi untuk pendidikan</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-left: 90.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">10.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Meluasnya Partisipasi dari masyarakat untuk memberikan
pendapat dan menciptakan sesuatu</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 200%; margin-left: 90.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">11.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Memberi tempat pencurahan dari isi hati</span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -.55pt;">
<br /></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">2.3 </span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Permasalahan dari Teknologi Informasi dan
Transaksi Elektronik</b></div>
<div style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"> </b>Ketika melihat masyarakat yang mulai begitu memanfaatkan informasi dan transaksi
elektronik, kita tidak mungkin hanya melihat dari segi positifnya saja. Pada
dasarnya banyak hal yang perlu diperhatikan untuk memberikan kepuasan sendiri
dari informasi dan transaksi elektronik yang dipakai ini. Harus<span lang="EN-US"> ketahui bersama bahwa konsekuensi logis dari perkembangan teknologi
informasi yang begitu pesat adalah </span>haru
dapat <span lang="EN-US">menyiapkan sumberdaya manusia yang memadai </span>dari segi kualits dan kuantitasnya. <span lang="EN-US">Sumberdaya manusia dalam konteks era teknologi informasi </span>harus <span lang="EN-US">dipersiapkan untuk
mengantisipasi dan mengatasi dampak negatif perkembangan teknologi khususnya
teknologi informasi dan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. </span>Sehingga dalam prakteknya harus disiapkan
pendidikan dini oleh berbagai pihak untuk masalah perkembangan informasi dan
transaksi elektronik ini. Karena Tanpa pendidikan dan pengetahuan yang
diberikan rasanya akan tidak mungkin
Negara ini akan menjadi negara yang
mungkin akan jauh tertinggal di belakang ketika seluruh teknologi sudah
menjamur disetiap negara. <span lang="EN-US">Mengembangkan kemampuan
belajar berbasis teknologi informasi </span>dan transaksi elektronik<span lang="EN-US">, sehingga proses
pembelajaran dapat lebih optimal, menarik, dan mendorong siswa terampil dalam
berkomunikasi, terampil mengorganisasi informasi, dan terbiasa bekerjasama.</span> Dalam pemberian pendidikan dari dini harus
diberikan sesesuatu yang bersifat membuka daya pikir. Karena cakupan dari
teknologi sangat luas. Dari berbagai aspek positif sampai ke aspek negatif.
Tidak dapat dipungkiri kelabilan dari kaula muda untuk mencari tahu akan segala
sesuatu dan membuat penasaran sehingga membuat mereka arah kedewasaan. Kaula
muda cenderung selalu ingin merasakan apa yang mereka lihat dan rasakan baik
dari <i style="mso-bidi-font-style: normal;">fassion, </i>budaya asing, hubungan
lawan jenis, berkomunikasi dengan berbagai pihak, dan sebagainya. Selain itu
banyak lagi permasalahan dari informasi dan transaksi elektronik ini.
Diantaranya sebagai berikut:</div>
<div style="line-height: 200%; margin-left: 54.0pt; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span>Undang-undang
Nomor 11 Tahun 2008 Tentang ITE dirasakan kurang sosialisasi dan Potensialnya
disalahartikan. <span lang="EN-US">DPR dan pemerintah selaku legislator
harus segera mensosialisasikan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik
(ITE) kepada publik dan pengguna UU. “Sosialisasi UU ITE </span>sangatlah penting. <span lang="EN-US">UU ITE
boleh disebut sebuah cyberlaw karena muatan dan cakupannya luas membahas
pengaturan di dunia maya, meskipun di beberapa sisi ada yang belum terlalu
lugas dan juga ada yang sedikit terlewat. UU ITE adalah cyberlaw-nya Indonesia,
kedudukannya sangat penting untuk mendukung lancarnya kegiatan para pebisnis
Internet, melindungi akademisi, masyarakat dan mengangkat citra Indonesia di
level internasional. Cakupan UU ITE luas (bahkan terlalu luas?), mungkin perlu
peraturan di bawah UU ITE yang mengatur hal-hal lebih mendetai</span>l.</div>
<div style="line-height: 200%; margin-left: 54.0pt; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span>Berkembangnya
budaya komsumtif. Dengan pesatnya teknologi informasi dan transaksi elektronik
ini, masyarakat seolah-olah menjadi budak dari keinstanan internet ini. Efek
malas dari konsumtif ini bisa
terjadi karena segala sesuatu telah ada
tanpa memperhatikan hak cipta dari pembuatnya.</div>
<div style="line-height: 200%; margin-left: 54.0pt; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span>Perubahan
etika, moral, dan sikap mental. Budaya masyarakat yang selalu ingin mengikuti
perkembanagn budaya yang ada dan dilihat membuat perubahan dari etika, moral,
dan sikap mental. Hal ini jika meniru hal-hal yang tidak sesuai dengan adat
yang ada di lingkungan Indonesia akan sangat fatal jatuhnya seperti:
pembangkang terhadap orang tua, pencurian, seks bebas, meniru penggunaan
narkotika, gaya berpakaian yang senonoh, dan sebagainya. <span lang="EN-US">Tentu saja teknologi informasi dan komunikasi tidak mengenal moral kemanusiaan,
oleh karena itu hal tersebut tidak pernah bisa mejadi standar kebenaran ataupun
solusi dari masalah-masalah kemanusiaan.</span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-left: 54.0pt; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span><span lang="EN-US">Teknologi informasi </span>dan transaksi elektronik ini juga <span lang="EN-US"> dapat </span>memberi <span lang="EN-US">sisi </span>kehidupan<span lang="EN-US"> yang gelap
sampai tahap mencemaskan dengan kekhawatiran pada perkembangan tindak pidana di
bidang teknologi itu sendiri yang berhubungan dengan “cybercrime” atau
kejahatan mayantara. Masalah kejahatan mayantara ini sepatutnya mendapat
perhatian semua pihak secara seksama pada perkembangan teknologi masa depan.
Karena kejahatan ini termasuk salah satu kejahatan luar biasa, bahkan dirasakan
pula sebagai kejahatan misterius yang dapat mengancam kehidupan masyarakat.
Tindak pidana atau kejahatan ini adalah sisi paling buruk di dalam kehidupan
modern dari masyarakat akibat kemajuan pesat teknologi dengan meningkatnya
peristiwa kejahatan komputer, pornografi, terorisme digital, “perang” informasi
sampah, bias informasi, hacker, cracker dan sebagainya</span>.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="mso-element: footnote-list;">
<br />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<div id="ftn1" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8720099239823789774#_ftnref1" name="_ftn1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10pt; line-height: 115%;">[1]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> </span>Makarim, Edmon. Pengantar
Hukum Telematika Hal.27</div>
</div>
<div id="ftn2" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8720099239823789774#_ftnref2" name="_ftn2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10pt; line-height: 115%;">[2]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> </span>Asrik Sitompul, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Hukum Internet</i>, penerbit CV Citra Aditya
Bakti hal. 7</div>
</div>
<div id="ftn3" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8720099239823789774#_ftnref3" name="_ftn3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10pt; line-height: 115%;">[3]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> </span>Dikutip dari http://ft.wisnuwardhana.ac.id</div>
</div>
</div>Handy Sihotanghttp://www.blogger.com/profile/17513973962558063435noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8720099239823789774.post-72508590370091334122011-11-19T00:33:00.001-08:002011-11-19T00:35:45.655-08:00Aspek Pidana Dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Advokad<br />
<div align="center" class="MsoListParagraph" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; line-height: 200%;">Aspek Pidana Dalam Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003 Tentang Advokad</span></b></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US">Advokat berasal dari kata “<i>Advocaat</i>”
berasal dari bahasa latin yaitu “<i>advocatus</i>” yang berarti pembela ahli
hukum dalam perkara, dalam atau di luar pengadilan. Advokat adalah seorang ahli
hukum yang memberikan bantuan atau pertolongan dalam soal-soal hukum.Pengertian
advokat berdasarkan Undang-Undang No. 18 Tahun 2003 tentang Advokat adalah
orang yang berprofesi memberi jasa hukum baik di dalam maupun di luar pengadilan yang
memiliki persyaratan berdasarkan ketentuan Undang-Undang ini. Pemberian jasa
hukum yang dilakukan oleh advokat meliputi memberikan konsultasi hukum, bantuan
hukum, menjalankan kuasa, mewakili, mendampingi, membela dan melakukan tindakan
hukum lain untuk kepentingan klien dengan mendapatkan honorarium atau imbalan
atas jasa hukum yang diterima berdasarkan kesepakatan dengan klien atau
memberikan jasa hukum secara cuma-cuma kepada klien yang tidak mampu. Klien
dapat berupa orang, badan hukum atau lembaga lain yang menerima jasa hukum dari
seorang advokat.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Secara historis, Advokat termasuk salah satu profesi
yang tertua. Dalam perjalanannya, profesi ini dinamai sebagai <i style="mso-bidi-font-style: normal;">officium nobile</i>, jabatan yang mulia.
Penamaan itu terjadi adalah karena aspek “kepercayaan” dari (pemberi kuasa,
klien) yang dijalankannya untuk mempertahankan dan memperjuangkan hak-haknya di
forum yang telah ditentukan.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8720099239823789774#_ftn1" name="_ftnref1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">[1]</span></span></span></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Advokat sebagai nama resmi profesi dalam sistem
peradilan kita-kita pertama ditemukan dalam ketentuan Susunan Kehakiman dan
Kebijaksanaan Mengadili (RO). Advokat itu merupakan padanan dari kata <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Advocaat</i> (Belanda) yakni seseorang yang
telah resmi diangkat untuk menjalankan profesinya setelah memperoleh gelar <i style="mso-bidi-font-style: normal;">meester in de rechten (Mr)</i>. Lebih jauh
lagi, sesungguhnya akar kata itu berasal dari kata latin “advocare, advocator”.
Oleh karena itu, tidak mengherankan kalau hampir di setiap bahasa di dunia kata
(istilah) itu dikenal.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8720099239823789774#_ftn2" name="_ftnref2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">[2]</span></span></span></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Profesi Advokat sebenarnya merupakan profesi yang
relatif sudah tua usianya. Jauh sebelum kemerdekaan nasional, profesi advokat
sudah dikenal dalam masyarakat Indonesia.
Pada tahun 1947 telah diperkenalkan satu peraturan yang mengatur profesi
advokat. Peraturan yang dikenal dengan nama <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Reglement
op de Rechterlijke organisatie en het Beleid der Justitie in Indonesia</i>
(S. 1847 no. 23 yo S. 1848 no. 57) dengan segala perubahan dan penambahannya,
antara lain menyebutkan advokat adalah juga <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Procureur</i>.
Melihat kenyataan bahwa undang-undang tentang advokat telah dibuat pada tahun
1947, dapat diduga bahwa profesi sudah dikenal pada tahun 1850-an<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8720099239823789774#_ftn3" name="_ftnref3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">[3]</span></span></span></a>.
(Yayasan Lembaga Bantuan Indonesia, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Buku
Penuntun Untuk Latihan Paralegal,</i> 1989, hal. vii)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Di samping advokat, pada masa sebelum kemerdekaan
nasional, kita mengenal <i style="mso-bidi-font-style: normal;">pokrol</i> atau
sering disebut dalam istilah bahasa Inggris <i style="mso-bidi-font-style: normal;">bush
lawyer</i>. Mereka adalah pemuka-pemuka masyarakat atau orang-orang biasa yang
setelah memperoleh pendidikan praktek hukum seperti; Hukum Acara Perdata, Hukum
Acara Pidana, Hukum Perdata, Hukum Pidana, diberikan izin pengadilan untuk
memberikan nasehat hukum atau melakukan pembelaan masyarakat pencari keadilan
di depan pengadilan. Para pokrol ini kemudian
berpraktek pula seperti halnya advokat. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Pokrol
</i>atau <i style="mso-bidi-font-style: normal;">bush lawyer</i> ini sekarang
sudah tidak banyak dikenal, dan lambat laun keberadaannya juga semakin memudar.</span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US">Dengan demikian pengertian advokat adalah
orang yang berprofesi memberi jasa hukum yang meliputi memberikan konsultasi
hukum, bantuan hukum, menjalankan kuasa, mewakili, mendampingi, membela dan
melakukan tindakan hukum lain untuk kepentingan klien baik di dalam maupun di
luar pengadilan dengan mendapatkan honorarium atau imbalan atas jasa hukum yang
diterima berdasarkan kesepakatan dengan klien atau memberikan jasa hukum secara
cuma-cuma kepada klien yang tidak mampu dan memiliki persyaratan berdasarkan
ketentuan Undang-Undang ini. Dengan
adanya Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 2 ayat (1) mengatur tentang
pengangkatan advokat. Pengangkatan advokat dapat dilakukan kepada sarjana yang
berlatar belakang pendidikan tinggi hukum dan setelah mengikuti pendidikan
khusus profesi advokat yang dilaksanakan oleh organisasi advokat. Menurut
amanah pasal 28 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 advokat-advokat harus menjadi
anggota organisasi advokat sebagai wadah profesi advokat yang bebas dan mandiri
yang mempunyai maksud dan tujuan untuk meningkatkan kualitas profesi advokat. </span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US">Sepanjang organsiasi advokat belum terbentuk
maka sementara tugas dan wewenang dijalankan bersama oleh Ikatan Advokat
Indonesia (IKADIN), Asosiasi Advokat Indonesia (AAI), Ikatan Penasehat Hukum
Indonesia (IPHI), Himpunan Advokat dan Pengacara Indonesia (HAPI), Serikat
Pengacara Indonesia (SPI), Asosiasi Konsultan hukum Indonesia (AKHI),Himpunan
Konsultan Hukum Pasar Modal Indonesia (HKHPM), dan Asosiasi Pengacara Syari’ah
Indonesia (APSI).</span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US">Pelaksanaan tugas dan wewenang sementara
tersebut dibatasi sampai waktu dua tahun setelah diundangkannya UU Advokat dan
pada tanggal 21 Desember 2004, delapan organisasi advokat mendeklarasikan
Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI) sebagai organisasi advokat di indonesia. </span><span lang="EN-US" style="font-size: 11.5pt; line-height: 200%;">Advokat adalah orang yang
berpraktek guna memberikan jasa hukum, baik di dalam maupun di luar pengadilan
berdasarkan undang-undang yang berlaku, baik sebagai advokat privat, penasehat
hukum, pengacara praktek ataupun sebagai konsultan hukum dalam perusahaan
tertentu. Oleh karena itu advokat meruapakan profesi yang terhormat <i>(officium
Nobile)</i>. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: 0cm;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">A.<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Peran
dan Fungsi Advokad</span></b></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
<span lang="EN-US">Pengertian advokat menurut Pasal 1 ayat (1) UU Advokat adalah orang
yang berprofesi memberi jasa hukum, baik didalam maupun diluar pengadilan yang
memenuhi persyaratan berdasarkan undang-undang ini. Selanjutnya dalam UU
Advokat dinyatakan bahwa advokat adalah penegak hukum yang memiliki kedudukan
setara dengan penegak hukum lainnya (hakim, jaksa, dan polisi). Namun demikian,
meskipun sama-sama sebagai penegak hukum, peran dan fungsi para penegak hukum
ini berbeda satu sama lain.</span> </div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
<span lang="EN-US">Mengikuti konsep trias politica tentang pemisahan kekuasaan negara,
maka hakim sebagai penegak hukum menjalankan kekuasaan yudikatif, jaksa dan
polisi menjalankan kekuasaan eksekutif. Disini diperoleh gambaran hakim
mewakili kepentingan negara, jaksa dan polisi mewakili kepentingan pemerintah.
Sedangkan advokat tidak termasuk dalam lingkup kekuasaan negara (eksekutif,
legislatif, dan yudikatif). Advokat sebagai penegak hukum menjalankan peran dan
fungsinya secara mandiriuntuk mewakili kepentingan masyarakat (klien) dan tidak
terpengaruh kekuasaan negara (yudikatif dan eksekutif).</span> K<span lang="EN-US">onsekuensi dari
perbedaan konsep tersebut, maka hakim dikonsepsikan memiliki kedudukan yang
objektif dengan cara berpikir yang objektif pula sebab mewakili kekuasaan
negara di bidang yudikatif. Oleh sebab itu, dalam setiap memeriksa, mengadili,
dan menyesesaikan perkara, seorang hakim selain wajib mengikuti peraturan
perundang-undangan harus pula menggali nilai-nilai keadilan yang hidup dan
berkembang ditengah-tengah masyarakat.</span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
<span lang="EN-US">Jaksa dan Polisi dikonsepsikan memiliki kedudukan yang subjektif
dengan cara berpikir yang subjektif pula sebab mewakili kepentingan pemerintah
(eksekutif). Untuk itu, bila terjadi pelanggaran hukum (undang-undang), maka
jaksa dan polisi diberikan kewenangan oleh undang-undang untuk menindaknya
tanpa harus menggali nilai-nilai keadilan yang hidup dan berkembang
ditengah-tengah masyarakat. Dengan kata lain, setiap pelanggaran hukum
(undang-undang), maka akan terbuka bagi jaksa dan polisi untuk mengambil
tindakan.</span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
<span lang="EN-US">Sedangkan advokat dikonsepsikan memiliki kedudukan yang subjektif
dengan cara berpikir yang objektif. Kedudukan subjektif Advokat ini sebab ia
mewakili kepentingan masyarakat (klien) untuk membela hak-hak hukumnya. Namun,
dalam membela hak-hak hukum tersebut, cara berpikir advokat harus objektif
menilainya berdasarkan keahlian yang dimiliki dan kode etik profesi. Untuk itu,
dalam kode etik ditentukan diantaranya, advokat boleh menolak menangani perkara
yang menurut keahliannya tidak ada dasar hukumnya, dilarang memberikan
informasi yang menyesatkan dan menjanjikan kemenangan kepada klien.</span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: 0cm;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">B.<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span></b><b><span lang="EN-US">Perkembangan Organisasi
Advokat di Indonesia</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US"></span></b></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
<span lang="EN-US">Cikal bakal organisasi advokat secara nasional bermula dari
didirikannya Persatuan Advokat Indonesi (PAI), pada 14 Maret 1963. PAI ini
kemudian mengadakan kongres nasional yang kemudian melahirkan Peradin. Dalam
perkembangannya, Peradin ini tidak terlepas dari intervensi pemerintah sebab
perjuangannya pada waktu itu dianggap membahayakan kepentingan rezim pemerintah
yang sedang berkuasa sehingga munculah organisasi advokat yang disebut Ikadin.
Ikadin pun kemudian pecah dan advokat yang kecewa terhadap suksesi kepengurusan
Ikadin mendirikan Asosiasi Advokat Indonesia (AAI).<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"> </b>Sejak diberlakukannya UU Advokat pada tanggal 5 April 2003, maka 8
organisasi advokat yaitu IKADIN, IPHI, HAPI, AKHI, AAI, SPI, HKHPM, dan APSI
diamanatkan oleh pembentuk undang-undang untuk membentuk suatu organisasi
advokat dalam kurun waktu 2 tahun. Untuk itu, dibentuklah Komite Kerja Advokat
Indonesia, yang kemudian KKAI ini merumuskan Kode Etik Advokat Indonesia pada
tanggal 23 Mei 2002 dan mendeklarasikan organisasi advokat sebagai organisasi
payung advokat di Indonesia yang disebut Peradi (Perhimpunan Advokat Indonesia/<i>Indonesian
Advocates Asociation</i>) pada tanggal 21 Desember 2004 yang akta pendiriannya
disahkan pada 8 September 2005.<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"> </b>Peradi
tersebutlah yang pada saat ini menyelenggarakan Pendidikan Khusus Pendidikan
Advokat (PKPA), Ujian Profesi Advokat (UPA), dan Magang bagi seorang yang
berlatar pendidikan tinggi hukum yang berniat untuk menjalankan profesi advokat
di Indonesia. <b><span style="font-weight: normal;">Advokat</span></b> sebagai profesi terhormat (officium nobile) yang
dalam menjalankan profesinya berada dibawah perlindungan hukum, undang-undang
dan Kode Etik, memiliki kebebasan yang didasarkan kepada kehormatan dan
kepribadian Advokat yang berpegang teguh kepada Kemandirian, Kejujuran,
Kerahasiaan dan Keterbukaan. Bahwa profesi <b><span style="font-weight: normal;">Advokat</span></b> adalah selaku penegak
hukum yang sejajar dengan instansi penegak hukum lainnya, oleh karena itu satu
sama lainnya harus saling menghargai antara teman sejawat dan juga antara para
penegak hukum lainnya. Oleh karena itu juga, setiap Advokat harus menjaga citra
dan martabat kehormatan profesi, serta setia dan menjunjung tinggi Kode Etik
dan Sumpah Profesi, yang pelaksanaannya diawasi oleh Dewan Kehormatan sebagai
suatu lembaga yang eksistensinya telah dan harus diakui setiap Advokat tanpa
melihat dari organisasi profesi yang mana ia berasal dan menjadi anggota, yang
pada saat mengucapkan Sumpah Profesi-nya tersirat pengakuan dan kepatuhannya
terhadap Kode Etik Advokat yang berlaku.</span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
<br /></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 35.45pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -35.45pt;">
<b><span lang="EN-US">C.<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span></b><b><span lang="EN-US">Aspek Pidana
Dalam </span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 2003 Tentang Advokat<b></b></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 200%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 21.8pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Dalam
Undang-Undang Advokat adanya putusan Mahkamah Konstitusi [MK] Nomor
006/PUU-II/2004 yang telah dimuat dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor
103 Tahun 2004, Terbit pada hari Selasa tanggal 24 Desember 2004, yang amar
putusannya sebagai berikut :Menyatakan, Pasal 31 Undang-undang Nomor 18 Tahun
2003 tentang Advokat bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945; Menyatakan, Pasal 31 Undang-undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang
Advokat tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat; Memerintahkan pemuatan putusan
ini dalam Berita Negara Republik Indonesia sebagaimana mestinya; </span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 21.8pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Dimana
ketentuan Pasal 31 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 mengatur bahwa
"Setiap orang yang dengan sengaja menjalankan pekerjaan profesi Advokat
dan bertindak seolah-olah sebagai Advokat, tetapi bukan Advokat sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang ini, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5
(lima) tahun dan denda paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta)
rupiah".</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Putusan MK diatas, sesungguhnya secara tidak langsung telah mengabaikan
kepentingan Para Praktisi Advokat berlisensi & telah tergabung pada
organisasi Profesi resmi sebagaimana disyaratkan oleh Undang-Undang, dan dalam
kesehariannya bekerja dan menjalankan profesi Advokat. Karena penghapusan dari
keberlakuan Pasal tersebut bisa Mengembalikan keadaan dan berjalannya profesi
Advokat kembali seperti dulu sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003,
yaitu antara lain : Banyak Sarjana Hukum maupun non-hukum yang karena usia,
pengalaman, atau karena mengenal banyak orang yang bekerja sebagai praktisi
hukum dan pemegang kekuasaan, cukup mengoceh dan contek sana-sini akhirnya bisa
memberi saran & pendapat hukum kepada masyarakat yang membutuhkan jasa
hukum F patut dipertanyakan apakah pemberian saran & pendapat hukum
demikian sudah profesional & searah dengan tujuan dari Undang-Undang
Advokat itu sendiri, Apabila saran & pendapat hukum ini yang diberikan
tidak benar, tentuini akan merugikan masyarakat selaku konsumen pengguna jasa
Advokat Non-Lisensi & sekaligus mencemarkan Profesi Advokat itu sendiri
diIndonesia. Putusan MK yang menghilangkan ketentuan pidana, telah membuka
celah bagi timbulnya kembali praktek Advokat Non-Lisensi merebak dan hidup
tumbuh suburkembali di Indonesia
walau hanya sebatas Non-Litigasi. Uniknya tidak satupun ketentuan yang mengatur
pemberian sanksi apabila para Advokat "jenis ini" tidak tergabung
dalam organisasi profesi. Sehingga penghapusan ketentuan pidana dalam UU
Advokat, cepat atau lambat akan mengembalikan keterpurukan Profesi Advokat di
mata masyarakat dan semakin merugikan masyarakat itu sendiri selaku konsumen
pengguna jasa Advokat dan semakin menimbulkan persaingan tidak sehat antara
para Advokat berlisensi & Advokat Non-Lisensi. Dan sanksi jika terjadi
mall-praktek advokat yaitu Sanksi Pidana, ada alasan pemberat pidana karena
yang bersangkutan menjalankan profesi advokat secara resmi. Dan dalam UU
Perlindungan Konsumen Sanksi Pidana Umum, seperti masyarakat awam lain yang
tidak mengerti hukum maka tidak terjerat UU Perlindungan Konsumen karena bukan
pemberi jasa. Selanjutnya Sanksi
Pelanggaran. Pencabutan izin Advokat Dan ada Pula Sanksi Dari Organisasi Profesi Apabila seorang Advokat berlisensi
melanggar kode etik profesi, tentu hal ini akan menimbulkan Sanksi yang
diberikan oleh Organisasi Profesi. Apakah hal yang sama akan dialami oleh
Advokat Non-Lisensi? TIDAK, karena Advokat<br />
Non-Linsensi tidak perlu bergabung dalam Organisasi Profesi, sehingga tidak
perlu cemas akan adanya pemberian Sanksi jika melanggar kode etik.<br />
Berbeda dengan Advokat ber-lisensi, konsekuensi pelanggaran kode etik
mengakibatkan adanya Sanksi Pencabutan Izin Advokat. Contoh-contoh dibawah ini bisa
jadi akan terjadi pasca pencabutan sanksi pidana dari Undang-Undang<br />
Advokat, yakni: Ketika terjadi musyawarah [negosiasi penyelesaian damai untuk
kepentingan klien] antara seorang Advokat Berlisensi dengan seorang Advokat
Non-Lisensi, maka apabila Advokat Non-Lisensi melakukan suatu ancaman akan<br />
melakukan upaya Hukum yang tidak perlu dan tidak beralasan [unnecessary
bluffing], dimana ancaman upaya hukum ini diselundupkan dengan unsur pemerasan,
apakah si-Advokat Berlisensi boleh menegur Advokat lawan yang telah melakukan
pelanggaran kode Etik, dan membawa perkara pelanggaran kode etik ini ke muka
Dewan Kehormatan? Jawabannya mudah, tidak bisa.karena Advokat Non-Lisensi tidak
memiliki Organisasi Profesi dan tidak memiliki Dewan Kehormatan yang akan menegurnya.
Terlebih lagi "ancaman" tersebut bisa saja disembunyikan dengan dalil
bahwa tidak seorang-pun dianggap melakukan perbuatan melawan hukum, dalam
rangka mengambil suatu tindakan hukum.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 200%; margin-left: 14.2pt; mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Mengenai
keberadaan Lembaga-Lembaga Bantuan hukum diUniversitas, hal ini tidak bisa
dipungkiri, bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Advokat khususnya Pasal 31,
telah membatasi ruang-gerak LBH-Kampus sebagai organisasi nir-laba, dalam
memberikan jasa bantuan hukum baik litigasi maupun non-litigasi, bahkan
cenderung menciptakan kevakuman bagi LBH kampus. Namun secara sederhana hal ini
bisa diatasi dengan meminta Surat Penunjukkan dan/atau bekerja sama dengan
Persatuan Advokat Indonesia [PERADI] agar bersedia memberi Surat izin bagi
LBH-LBH kampus dimaksud untuk jangka waktu dan kurun waktu tertentu, yang bisa
diperpanjang lagi sesuai kebutuhan, agar LBH ini bisa kembali memberikan jasa
hukum kepada masyarakat baik untuk berlitigasi maupun non-litigasi. Penulis
melalui tulisan ini tidak bermaksud meremehkan peranan LBH-Kampus ini yang
sesungguhnya telah menjalankan pemberian jasa hukum yang mulia dan sekaligus
sebagai gerbang awal bagi para Calon Sarjana Hukum untuk terjun langsung dan
bergabung untuk menjalankan profesi Advokat secara mandiri & profesional di
Indonesia.
Kami menyampaikan pendapat melalui tulisan ini, semata-mata untuk
mendeskripsikan bahwa adanya penghapusan sanksi pidana dalam Undang-Undang
Advokat, besar kemungkinan akan menciptakan peluang pelanggaran kode etik
Profesi yang dilakukan oleh Advokat Non-Lisensi, serta bisa mengabaikan
kepentingan para Advokat berlisensi yang secara penuh tunduk pada ketentuan
Undang-Undang Advokat itu sendiri.</span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
<br /></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
<br /></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="mso-element: footnote-list;">
<br />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<div id="ftn1" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8720099239823789774#_ftnref1" name="_ftn1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10pt; line-height: 115%;">[1]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Luhut M.P. Pangaribuan, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Advokat
dan Contempt of Court Satu Proses di Dewan Kehormatan Profesi, </i>Djambatan, Jakarta, 1996, hlm. 1</span></div>
</div>
<div id="ftn2" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 36.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8720099239823789774#_ftnref2" name="_ftn2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10pt; line-height: 115%;">[2]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Ibid.</i></span></div>
</div>
<div id="ftn3" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8720099239823789774#_ftnref3" name="_ftn3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10pt; line-height: 115%;">[3]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia,
<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Buku Penuntut Untuk Latihan Paralegal</i>,
Yayasan LBH Indonesia, Jakarta,
1989, hlm. viii.</span></div>
</div>
</div>Handy Sihotanghttp://www.blogger.com/profile/17513973962558063435noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8720099239823789774.post-67166301257370255912011-11-18T19:11:00.000-08:002011-11-18T23:31:17.667-08:00Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kecelakaan Melalui Udara<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">BAB I</span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">PENDAHULUAN</span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level2 lfo1; text-indent: -36.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">1.1<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Latar Belakang Masalah</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Di era modern yang serba cepet ini keberadaaan seseorang dengan tepat waktu sangat dibutuhkan oleh setiap individu, apalagi orang mempunyai kegiatan yang padat dalam waktu yang berdekatan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka setiap individu membutuhkan transportasi sebagai penghubung dari suatu tempat ke tempat yang lain. Khususnya transportasi udara. Singkat, Cepat, nyaman adalah sedikit dari sekian alasan orang-orang memlilih transportasi lewat jalur udara.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Pengangkut adalah pengusaha yang menjalankan perusahaan pengangkutan, memiliki alat pengangkut sendiri, atau menggunakan alat pengangkut milik orang lain dengan perjanjian sewa<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8720099239823789774#_ftn1" name="_ftnref1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">[1]</span></span></span></a>. Salah satu alat pengangkut adalah alat pengangkut melalui udara dalam hal ini adalah pesawat udara. Menurut ketentuan Undang-Undang Penerbangan Indonesia, pesawat udara adalah setiap alat yang dapat terbang di atmosfer karena daya angkat dari reaksi udara. Tidak termasuk pengertian pesawat udara adalah alat-alat yang yang dapat terbang bukan oleh daya angkat dari reaksi udara. Melainkan karena reaksi udara terhadap permukaan bumi. Misalnya roket. Pesawat udara ada yang digolongkan pesawat udara Negara dan pesawat udara sipil<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8720099239823789774#_ftn2" name="_ftnref2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">[2]</span></span></span></a>. Sasaran pembangunan transportasi udara adalah terjaminnya keselamatan, kelancaran dan kesinambungan pelayanan transportasi udara baik untuk angkutan penerbangan domestik dan internasional, maupun perintis. Di samping itu sasaran yang tak kalah pentingnya adalah terciptanya persaingan usaha di dunia industri penerbangan yang wajar. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Peningkatan frekuensi penerbangan akan selalu diikuti dengan peningkatan jumlah jam terbang, yang secara proporsional dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kecelakaan. Oleh sebab itu bila kita tidak mampu mengantisipasinya dengan bijak, niscaya kecelakaan akan selalu mengancam kita.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Setiap kali terjadi kecelakaan yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa selalu menimbulkan rasa duka dan juga pertanyaan. Terlebih lagi bila kecelakaan tersebut menimpa sebuah pesawat terbang, masyarakat akan selalu mempertanyakan apa gerangan penyebab terjadinya kecelakaan. Tetapi sebagai moda transportasi udara, pesawat terbang sering dinilai sebagai alat transportasi paling aman, cepat dan efesien sehingga penggunaannya semakin luas dalam kehidupan manusia sehari-hari.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Keselamatan penerbangan merupakan faktor utama dalam pengoperasian pesawat terbang. Musibah memang kadang kala tidak bisa dihindarkan, namun melakukan usaha untuk mencegah terjadinya kecelakaan lebih baik dilakukan. Sebab, kecelakaan pesawat terbang tidak terlepas dari faktor SDM, faktor mesin, alam, sarana dan prasarana, performance alat bantu navigasi dan ketaatan pada persyaratan kelaikan teknis.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Meski demikian, kemungkinan peristiwa kecelakaan itu masih bisa diantisipasi, setidaknya diminimalisir.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> Kecelakaan pesawat udara adalah musibah yang menimpa pesawat udara yang disebabkan oleh peristiwa antara lain tabrakan dengan pesawat udara lain, hilangnya pesawat udara dalam penerbangan, jatuhnya pesawat udara, terbakarnya pesawat udara, atau meledaknya pesawat udara. Untuk itu, dalam hal ini penulis akan mencoba membahas faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan kecelakaan melalui udara dan bagaimana tindak lanjutnya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level2 lfo1; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">1.2<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Rumusan Masalah</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Dalam penulisan makalah ini maka permasalahan yang hendak dijawab adalah:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -6.55pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">“Apa sajakah faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan melalui udara dan bagaimana upaya yang harus dilakukan?”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 72.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level2 lfo1; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">1.3<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Tujuan Penulisan</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk:</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="display: none; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="display: none; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="EN-US" style="display: none; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> </span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="display: none; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 39.6pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level2 lfo2; text-align: justify; text-indent: -21.6pt;">
<span lang="EN-US" style="display: none; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">1.1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="EN-US" style="display: none; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> </span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="display: none; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 39.6pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level2 lfo2; text-align: justify; text-indent: -21.6pt;">
<span lang="EN-US" style="display: none; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">1.2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="EN-US" style="display: none; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> </span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 70.9pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level3 lfo2; tab-stops: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -34.9pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">1.3.1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan melalui udara</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 70.9pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level3 lfo2; text-align: justify; text-indent: -34.9pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">1.3.2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Menyelesaikan tugas mata kuliah Hukum Pengangkutan Niaga di Fakultas Hukum Universitas Lampung </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level2 lfo1; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">1.4<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Metode Penulisan</span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level3 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.55pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">1.4.1<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Tipe Penulisan</span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Tipe penulisan yang dipakai dalam makalah ini adalah penulisan yang bersifat normatif. Yaitu dengan cara mengumpulkan dan meneliti bahan pustaka yang ada.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="display: none; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="display: none; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">1<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="EN-US" style="display: none; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> </span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="display: none; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level2 lfo3; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="display: none; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">1.1<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><span lang="EN-US" style="display: none; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> </span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="display: none; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level2 lfo3; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="display: none; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">1.2<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><span lang="EN-US" style="display: none; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> </span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="display: none; line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level2 lfo3; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="display: none; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">1.3<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><span lang="EN-US" style="display: none; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> </span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level3 lfo4; text-align: justify; text-indent: -.55pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">1.4.2<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Bahan dan Alat</span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 35.45pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.55pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Penulisan makalah ini mengggunakan bahan dan alat pengumpulan bahan hukum berupa kepustakaan yang ada dan menggunakan fasilitas internet</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 35.45pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.55pt;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">1.5 Manfaat Penulisan</span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Dalam penulisan makalah ini<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"> </b>diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai Ilmu hukum umumnya dan khususnya menyumbangkan bekal pengetahuan mengenai hukum pengangkutan niaga. <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"> </b></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 72.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 35.45pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -35.45pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 35.45pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -35.45pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 35.45pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 35.45pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 35.45pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 35.45pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 35.45pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">BAB II</span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">PEMBAHASAN</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">2.1 Konsep Kecelakaan Pengangkutan </span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> </span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Kecelakaan (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">accidentI</i>) adalah peristiwa hukum pengangkutan berupa kejadian atau musibah, yang tidak dikehendaki oleh pihak-pihak, terjadi sebelum, dalam waktu atau sesudah penyelenggaraan pengangkutan karena perbuatan manusia atau kerusakan alat pengangkut sehingga menimbulkan kerugian material, fisik, jiwa atau hilangnya mata pencaharian bagi pihak penumpang, pemilik barang atau pihak pengangkut<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8720099239823789774#_ftn3" name="_ftnref3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">[3]</span></span></span></a>. Berdasarkan konsep tersebut, dapat diuraikan unsur-unsur kecelakaan sebagai berikut:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; tab-stops: 2.0cm 70.9pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">a. Kejadian atau musibah</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; tab-stops: 2.0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">b. Tidak dikehendaki oleh pihak-pihak</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 2.0cm; tab-stops: 2.0cm; text-align: justify; text-indent: -20.7pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">c. Terjadi sebelum, dalam waktu atau sesudah penyelenggaraan pengangkutan</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 2.0cm; tab-stops: 2.0cm; text-align: justify; text-indent: -20.7pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">d. Menimbulkan kerugian material, fisik, jiwa atau hilangnya mata pencaharian bagi pihak penumpang</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 2.0cm; tab-stops: 2.0cm; text-align: justify; text-indent: -20.7pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">e. Bagi pihak penumpang, pemilik barang atau pihak pengangkut</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 2.0cm; tab-stops: 2.0cm; text-align: justify; text-indent: -20.7pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 2.0cm; tab-stops: 2.0cm; text-align: justify; text-indent: -20.7pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; tab-stops: 35.45pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">2.2 Faktor Penyebab Terjadinya Kecelakaan Melalui Udara</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 35.45pt; tab-stops: 35.45pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> </span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Secara umum ada dua pemicu utama terjadinya kecelakaan pesawat terbang. Pertama, "tingkah laku manusia" yang membahayakan penerbangan (unsafe action) dan kedua, adanya "kondisi" yang membahayakan penerbangan (unsafe condition) atau kombinasi keduanya. Apabila dirinci lebih lanjut penyebab terjadinya kecelakaan pesawat terbang sebagai berikut:</span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; tab-stops: 35.45pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> 1. Masalah Perawatan Pesawat Udara <i>(Maintenance)</i></span></b></div>
<div style="line-height: 200%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US">Akhir-akhir ini banyak terjadi kecelakaan pesawat udara dan juga memakan banyak korban jiwa. Banyak faktor yang menyebabkan kecelakaan-kecelakaan tersebut terjadi, salah satunya adalah masalah perawatan pesawat udara <i>(maintenance). </i>Kenapa perawatan menjadi salah satu penyebab dari kecelakaan pesawat, karena beberapa penerbangan (<i>airlines) </i> yang menggunakan system <i>Low Cost Carrier </i>yang ingin mengefisiensikan biaya seminimal mungkin salah satu pengurangan biaya ada pada <i>maintenance.</i> Dianggap biaya yang dikeluarkan untuk perawatan sangatlah besar karena itu airlines menekan biaya tersebut yang seharusnya tidak dilakukan. Pengurangan biaya dari perawatan itu contohnya adalah dalam penggunaan mesin pesawat dan juga pesawat udaranya. Kebanyakan airlines masih menggunakan mesin yang seharusnya sudah diganti tapi mereka tetap menggunakannya karena menurut mereka masih bisa digunakan, padahal umur mesin-mesin pesawat dan juga pesawat itu sendiri sudah ditentukan sampai kapan mesin itu layak pakai dan sampai kapan pesawat itu layak digunakan. Dengan begitu mereka dapat mengurangi biaya perawatan pesawat yang dapat dibilang memakan biaya cukup tinggi ini. Padahal penting bagi suatu airlines benar-benar memperhatikan masalah maintenance aircraft demi kenyamanan dan juga keamanan dalam penerbangan. Keamanan adalah hal yang paling utama yang harus diperhatikan bagi Airlines, tetapi pada saat ini terlihat keamanan bukan lah hal utama yang harus diperhatikan. Airlines terlihat hanya mementingkan bahwa mereka dapat memberikan harga termurah dibandingkan dengan Airline yang lain sehingga dapat menarik banyak <i>customer </i>yang akan menggunakan jasa perusahaan mereka. Padahal dengan menekan biaya pada maintenance bukan lah hal yang baik, karena akan banyak sekali terjadi kecelakaan seperti belakangan ini. Banyak sekali pesawat yang sudah tidak layak terbang tetap dipaksa untuk melakukan penerbangan yang akhirnya terjadilah kecelakaan.</span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-left: 35.45pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: 70.9pt; text-align: justify; text-indent: 0cm;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">Faktor Cuaca</span></b></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 35.45pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.55pt;">
<span lang="EN-US">Faktor cuaca adalah kecelakaan pesawat terbang yang diakibatkan secara langsung oleh fenomena cuaca yang sedang berlaku. Seperti saat tinggal landas, enroute maupun saat proses pendaratan, unsur cuaca yang sangat mempengruhi penerbangan. Salah satunya yaitu Tekanan Udara. Para pakar penerbangan mengatakan tekanan keras udara yang disebut downdraft dapat menyebabkan pesawat tiba-tiba anjlok sewaktu mendekati landas-pacu. Mereka mengatakan keadaan itu juga dapat membuat pesawat mendekati landasan terlalu cepat. Tekanan Udara Mendadak Diduga Faktor Penyebab Kecelakaan Pesawat di Yogyakarta. Pilot pesawat Garuda yang terhempas sewaktu mendarat dengan menewaskan 21 orang memberitahu para penyidik, pesawat tiba-tiba amblas sewaktu dia sedang mendaratkannya.</span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 35.45pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.55pt;">
<br /></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: 17.45pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">Faktor lingkungan</span></b></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US">Hal ini terkait dengan manajemen dan operasional sebagai pendukung penyebab terjadinya kecelakaan pesawat terbang seperti: bagaimana kondisi fasilitas penerbangan/pendaratan, beban penugasan, kehidupan social, dan sebagainya. Salah satu yang harus di perhatikan dalam hal ini adalah fasilitas penerbangan/penerbanagn karena di situlah nantinya pesawat udara akan mendarat. Jika hal tersebut tidak sesuai dengan standar yang ada maka kecelakaan dapat terjadi pada pesawat tersebut.</span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 35.45pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: 0cm;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">Peran Awak Pesawat Terbang</span></b></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US">Peran awak pesawat terbang sangat penting dalam penerbangan karena merupakan ‘Garda terakhir" keselamatan penerbangan. ditangan merekalah sebenarnya dipasrahkan keselamatan jiwa seluruh penumpang. Oleh karena itu setiap awak pesawat harus memiliki sertifikat kecakapan atau Licence sebelum melakukan penerbangan. Seluruh awak terutama penerbang secara terjadwal melakukan berbagai pelatihan, seperti latihan emergency dalam menghadapi rintangan darurat. Penerbang juga secara periodik memiliki jadwal untuk terbang penyegaran dan melakukan uji ulang ketrampilan. Selain itu, ada pemeriksaan kesehatan secara reguler dilakukan enam bulan sekali dan mengikuti berbagai pelatihan seperti Crew Management Resources (CRM). Prosedur ini dimaksudkan agar ketrampilan, kemampuan fisik dan psikologi penerbang tetap dipertahankan dan mampu menerbangkan pesawat terbang dengan aman. Beberapa kesalahan yang acapkali dilakukan oleh awak pesawat perlu menjadi perhatian khusus, seperti minimnya persiapan menjelang penerbangan, pengambilan keputusan yang salah, rendahnya skill yang dimiliki dan kurang memahami kondisi cuaca atau lingkungan. Dari hasil penelitian yang menggunakan pendekatan Retrospektive, ada hubungan erat antara perilaku yang "tidak hati-hati dan tergesa-gesa" dengan terjadinya kecelakaan. Menyadari bahwa teknologi penerbangan akan terus berkembang di masa-masa yang akan datang, tentulah aspek manusia sebagai the man behind the gun memegang peran paling utama. Upaya pencegahan perlu kiranya dilakukan antara lain melalui revitalisasi pengelolaan operasi penerbangan, utamanya meningkatkan pembinaan awak pesawat terbang (aircrew).</span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -.55pt;">
<br /></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -.55pt;">
<br /></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -.55pt;">
<br /></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">2.3 Upaya Keselamatan</span></b></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US"> </span></b><span lang="EN-US">Keselamatan penerbangan merupakan faktor utama dalam pengoperasian pesawat terbang. Musibah memang kadang kala tidak bisa dihindarkan, namun melakukan usaha untuk mencegah terjadinya kecelakaan lebih baik dilakukan. Meski demikian, kemungkinan peristiwa kecelakaan itu masih bisa diantisipasi, setidaknya diminimalisir. Sebab, kecelakaan pesawat terbang tidak terlepas dari faktor SDM, faktor mesin, alam, sarana dan prasarana, performance alat bantu navigasi dan ketaatan pada persyaratan kelaikan teknis. Hasil dari suatu proses pekerjaan yang sempurna akan menjadi tidak berguna, bila tidak didukung oleh pelaku yang profesional. Oleh karena itu diperlukan revitalisasi menyeluruh dalam pengeloaan penerbangan yang menyangkut upaya meningkatkan kualitas keselamatan penerbangan, tidak saja dengan melakukan pemeriksaan secara berkala tentang kelaikan kondisi pesawat, fasilitas Bandara, tetapi juga dalam masalah pembinaan aspek manusia khususnya awak pesawat terbang yang merupakan garda terakhir dalam keselamatan penerbangan. Seperti yang disampaikan oleh Presiden ICAO, Mr Assad Kotte (2005), bahwa untuk mencegah kecelakaan pesawat disamping diadakan pendekatan teknologi dan regulasi harus ada pendekatan lain, yaitu melalui pendekatan Human Factors (HF). Upaya lain yang perlu dilakukan adalah uji kemampuan terbang awak pesawat terbang secara periodik terutama untuk penerbang. Uji terbang ini dilakukan sebagai sarana bagi operator untuk memastikan seorang penerbang masih berada dalam koridor kualifikasi dan standarisasi seperti yang telah ditetapkan. Melalui latihan dimaksudkan agar wak pesawat memiliki kecenderungan mental dan kesiapan untuk bertindak benar dalam situasi yang tepat. kemudian melaksanakan pelatihan Crew resources Management, agar ketrampilan dan kemampuan non teknis yang harus dimiliki oleh awak pesawat terbang berdasarkan Civil Aviation Safety Regulation (CASR) part 121.406. CRM dimaksudkan untuk melatih awak pesawat terbang dalam berinteraksi dengan awak pesawat terbang lainnya. Serta meningkatkan peran Dinas Keselamatan Udara untuk menjamin setiap operator penerbangan telah benar-benar mematuhi seluruh kaidah-kaidah dasar tentang keselamatan penerbangan seperti yang tertuang pada Civil Aviation Safety Regulation (CASR).</span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">2.4 Langkah Perbaikan </span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Yang harus dilakukan pemerintah adalah melaksanakan berbagai peraturan mengenai kelayakan terbang dari suatu pesawat dan menjamin terpenuhinya berbagai standar yang diperlukan dalam penerbangan. Pemerintah dapat menetapkan aturan yang, misalnya, mengharuskan perusahaan penerbangan menjalankan pemeriksaan rutin secara menyeluruh atas armada penerbangannya. Selain itu, pemerintah harus mulai membenahi infrastruktur bagi industri penerbangan. Sektor penerbangan domestik merupakan salah satu sektor ekonomi yang berkembang pesat selama beberapa tahun belakangan ini. Jumlah penumpang untuk penerbangan domestik meningkat hingga 35 persen setiap tahunnya. Dengan jumlah penumpang mencapai lebih dari 25 juta pada 2003, kebutuhan akan infrastruktur sektor penerbangan juga semakin meningkat. Hingga saat ini, infrastruktur sektor penerbangan masih jauh dari mencukupi. Sarana bandar udara yang tersedia banyak yang belum dapat memenuhi kebutuhan berbagai pesawat berbadan besar. Apalagi frekuensi penerbangan juga semakin meningkat. Dibutuhkan banyak perbaikan dalam segi infrastruktur bandar udara. Selain itu, fasilitas penunjang lainnya, terutama kesiapan dalam penanganan situasi darurat, perlu mendapat perhatian. Penanganan evakuasi korban kecelakaan pesawat di Solo yang memakan waktu hampir empat jam merupakan contoh ketidaksiapan sarana pendukung bandar udara di Indonesia pada umumnya. Banyak sekali hal yang harus dilakukan dalam memperbaiki sektor penerbangan di Indonesia. Pemerintah harus menjaga agar sektor ini dapat memberikan pelayanan yang layak dan mengutamakan keselamatan, di samping terus menjaga agar kompetisi yang telah tercipta dapat terus berjalan dengan baik. Transportasi udara merupakan salah satu transportasi utama yang dapat menjawab kebutuhan mobilitas masyarakat Indonesia di masa mendatang. Penerbangan yang murah, terjangkau, tapi juga nyaman dan aman harus menjadi tujuan pengembangan sektor penerbangan Indonesia.</span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 35.45pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.55pt;">
<br /></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="line-height: 200%; margin-left: 35.45pt; tab-stops: 70.9pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; tab-stops: 36.0pt center 206.75pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">BAB III</span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">PENUTUP</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 35.45pt; mso-list: l2 level2 lfo5; text-indent: -35.45pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">1.1<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Simpulan</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 35.45pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Dari penjelasan-penjelasan yang telah diuraikan maka dapat disimpulkan:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 70.9pt; mso-list: l6 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Potensi kecelakaan memang tidak dapat dihilangkan sama sekali, tetapi melalui upaya yang sungguh-sungguh potensi tersebut dapat ditekan untuk mengurangi jumlah korban lebih banyak</span><span lang="EN-US" style="line-height: 200%;">.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 70.9pt; mso-list: l6 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Keselamatan penerbangan merupakan faktor utama dalam pengoperasian pesawat terbang.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 70.9pt; mso-list: l6 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Secara umum ada dua pemicu utama terjadinya kecelakaan pesawat terbang. Pertama, "tingkah laku manusia" yang membahayakan penerbangan (unsafe action) dan kedua, adanya "kondisi" yang membahayakan penerbangan (unsafe condition) atau kombinasi keduanya.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 35.45pt; mso-list: l2 level2 lfo5; text-align: justify; text-indent: -35.45pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">1.2<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Rekomendasi</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 35.45pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Dari hasil penulisan ini penulis memiliki saran-saran yakni:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 70.9pt; mso-list: l0 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Perlu dibangun persepsi dan pemahaman yang sama bahwa pesawat terbang memiliki tingkat kerawanan sangat tinggi bila dihadapkan dengan sedikit saja kelalaian, sehingga selayaknya mendapatkan perhatian yang tinggi</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 70.9pt; mso-list: l0 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Yang harus dilakukan pemerintah adalah melaksanakan berbagai peraturan mengenai kelayakan terbang dari suatu pesawat dan menjamin terpenuhinya berbagai standar yang diperlukan dalam penerbangan. Pemerintah dapat menetapkan aturan yang, misalnya, mengharuskan perusahaan penerbangan menjalankan pemeriksaan rutin secara menyeluruh atas armada penerbangannya</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; line-height: 200%;">DAFTAR PUSTAKA</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Dirdjosisworo, Soedjono. 1988. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Pengantar Ilmu Hukum</i>. Jakarta: Penerbit Rajawali</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Muhammad, Abdulkadir. 2008. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Hukum Pengangkutan Niaga. </i>Bandung: PT Citra Aditya Bakti</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1992 Tentang Penerbangan</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div style="mso-element: footnote-list;">
<br />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<div id="ftn1" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8720099239823789774#_ftnref1" name="_ftn1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10pt; line-height: 115%;">[1]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Prof. Abdulkadir Muhammmad, S.H. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Hukum Pengangkutan Niaga.</i> Penerbit PT CITRA ADITYA BAKTI 2008. Edisi IV. Hal 105</span></div>
</div>
<div id="ftn2" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8720099239823789774#_ftnref2" name="_ftn2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10pt; line-height: 115%;">[2]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Pasal 1 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1992 Tentang Penerbangan</span></div>
</div>
<div id="ftn3" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8720099239823789774#_ftnref3" name="_ftn3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10pt; line-height: 115%;">[3]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Prof. Abdulkadir Muhammmad, S.H. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Hukum Pengangkutan Niaga.</i> Penerbit PT CITRA ADITYA BAKTI 2008. Edisi IV. Hal 253</span></div>
</div>
</div>Handy Sihotanghttp://www.blogger.com/profile/17513973962558063435noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8720099239823789774.post-82551414145698440102011-11-18T18:51:00.000-08:002011-11-19T00:14:39.686-08:00Status Hukum Anak Yang Lahir Dari Perkawinan Campuran<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">BAB I</span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">PENDAHULUAN</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; mso-list: l2 level2 lfo1; text-align: justify; text-indent: -35.45pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">1.1<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">Latar Belakang</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="EN-US">Sekarang ini perkawinan campuran telah merambah seluruh pelosok Tanah Air dan kelas masyarakat. Globalisasi informasi, ekonomi, pendidikan, dan transportasi telah menggugurkan stigma bahwa kawin campur adalah perkawinan antara ekspatriat kaya dan orang Indonesia. Sejak dahulu diakui bahwa soal keturunan termasuk status personal. Negara-negara common law berpegang pada prinsip domisili (ius soli) sedangkan negara-negara civil law berpegang pada prinsip nasionalitas (ius sanguinis). Menurut survey yang dilakukan oleh Mixed Couple Club, jalur perkenalan yang membawa pasangan berbeda kewarganegaraan menikah antara lain adalah perkenalan melalui internet, kemudian bekas teman kerja/bisnis, berkenalan saat berlibur, bekas teman sekolah/kuliah, dan sahabat pena. Perkawinan campur juga terjadi pada tenaga kerja Indonesia dengan tenaga kerja dari negara lain. Dengan banyak terjadinya perkawinan campur di Indonesia sudah seharusnya perlindungan hukum dalam perkawinan campuran ini diakomodir dengan baik dalam perundang-undangan di indonesia.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="EN-US">Dalam perundang-undangan di Indonesia, perkawinan campuran didefinisikan dalam Undang-undang No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, pasal 57 : ”Yang dimaksud dengan perkawinan campuran dalam Undang-undang ini ialah perkawinan antara dua orang yang di Indonesia tunduk pada hukum yang berlainan, karena perbedaan kewarganegaraan dan salah satu pihak berkewarganegaraan Indonesia.”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="EN-US">Selama hampir setengah abad pengaturan kewarganegaraan dalam perkawinan campuran antara warga negara indonesia dengan warga negara asing, mengacu pada UU Kewarganegaraan No.62 Tahun 1958. Seiring berjalannya waktu UU ini dinilai tidak sanggup lagi mengakomodir kepentingan para pihak dalam perkawinan campuran, terutama perlindungan untuk istri dan anak. Persoalan yang rentan dan sering timbul dalam perkawinan campuran adalah masalah kewarganegaraan anak. UU kewarganegaraan yang lama menganut prinsip kewarganegaraan tunggal, sehingga anak yang lahir dari perkawinan campuran hanya bisa memiliki satu kewarganegaraan, yang dalam UU tersebut ditentukan bahwa yang harus diikuti adalah kewarganegaraan ayahnya. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; mso-list: l2 level2 lfo1; text-align: justify; text-indent: -35.45pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">1.2<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">Rumusan Masalah</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Dalam penulisan makalah ini maka permasalahan yang hendak dijawab adalah:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 72.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.55pt;">
<span lang="EN-US">2.1.1 Bagaimana pengaturan status hukum anak yang lahir dari perkawinan campuran sebelum dan sesudah lahirnya UU Kewarganegaraan yang baru? </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 72.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.55pt;">
<span lang="EN-US">2.1.2 Apakah kewarganegaraan ganda ini akan menimbulkan masalah bagi anak?</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 72.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.55pt;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.3</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tujuan Penulisan</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US"> Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk:</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="display: none; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="display: none; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.</span><span lang="EN-US" style="display: none; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="display: none; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 39.6pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level2 lfo2; text-align: justify; text-indent: -21.6pt;">
<span lang="EN-US" style="display: none; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.1.</span><span lang="EN-US" style="display: none; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="display: none; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 39.6pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level2 lfo2; text-align: justify; text-indent: -21.6pt;">
<span lang="EN-US" style="display: none; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.2.</span><span lang="EN-US" style="display: none; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 72.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">2.2.1 </span></b><span lang="EN-US">Untuk mengetahui pengaturan status hukum anak yang lahir dari perkawinan campuran sebelum dan sesudah lahirnya UU Kewarganegaraan yang baru</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 72.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">2.2.2 </span></b><span lang="EN-US">Untuk mengetahui apakah kewarganegaraan ganda ini akan menimbulkan masalah bagi anak</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 72.0pt; mso-list: l5 level3 lfo3; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">2.2.3<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><span lang="EN-US">Untuk menyelesaikan tugas Hukum Perdata Internasional</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 72.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; text-align: justify; text-indent: -35.45pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">1.4 Manfaat Penulisan</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; text-align: justify; text-indent: -35.45pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US"> </span></b><span lang="EN-US">Dalam penulisan makalah ini<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"> </b>diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai Ilmu hukum umumnya dan khususnya menyumbangkan bekal pengetahuan mengenai pengaturan Hukum Perdata Internasional.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">BAB II</span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">PEMBAHASAN</span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; tab-stops: 35.45pt; text-align: justify; text-indent: -35.45pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">2.1 Pengaturan status hukum anak yang lahir dari perkawinan campuran</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 35.45pt; tab-stops: 35.45pt; text-align: justify; text-indent: -35.45pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 2.0cm; mso-list: l3 level3 lfo4; text-align: justify; text-indent: -42.5pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">2.1.1<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">Menurut Teori Hukum Perdata Internasional</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 50.2pt;">
<span lang="EN-US">Menurut teori hukum perdata internasional, untuk menentukan status anak dan hubungan antara anak dan orang tua, perlu dilihat dahulu perkawinan orang tuanya sebagai persoalan pendahuluan, apakah perkawinan orang tuanya sah sehingga anak memiliki hubungan hukum dengan ayahnya, atau perkawinan tersebut tidak sah, sehingga anak dianggap sebagai anak luar nikah yang hanya memiliki hubungan hukum dengan ibunya. Sejak dahulu diakui bahwa soal keturunan termasuk status personal. Negara-negara common law berpegang pada prinsip domisili (ius soli) sedangkan negara-negara civil law berpegang pada prinsip nasionalitas (ius sanguinis). Umumnya yang dipakai ialah hukum personal dari sang ayah sebagai kepala keluarga (pater familias) pada masalah-masalah keturunan secara sah. Hal ini adalah demi kesatuan hukum dalam keluarga dan demi kepentingan kekeluargaan, demi stabilitas dan kehormatan dari seorang istri dan hak-hak maritalnya. Sistem kewarganegaraan dari ayah adalah yang terbanyak dipergunakan di negara-negara lain, seperti misalnya Jerman, Yunani, Italia, Swiss dan kelompok negara-negara sosialis. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US">Dalam sistem hukum Indonesia, Prof.Sudargo Gautama menyatakan kecondongannya pada sistem hukum dari ayah demi kesatuan hukum dalam keluarga, bahwa semua anak–anak dalam keluarga itu sepanjang mengenai kekuasaan tertentu orang tua terhadap anak mereka (ouderlijke macht) tunduk pada hukum yang sama. Kecondongan ini sesuai dengan prinsip dalam UU Kewarganegaraan No.62 tahun 1958. Kecondongan pada sistem hukum ayah demi kesatuan hukum, memiliki tujuan yang baik yaitu kesatuan dalam keluarga, namun dalam hal kewarganegaraan ibu berbeda dari ayah, lalu terjadi perpecahan dalam perkawinan tersebut maka akan sulit bagi ibu untuk mengasuh dan membesarkan anak-anaknya yang berbeda kewarganegaraan, terutama bila anak-anak tersebut masih dibawah umur.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 2.0cm; text-align: justify; text-indent: -42.5pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">2.1.2 Menurut UU Kewarganegaraan No.62 Tahun 1958</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 70.9pt; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;">
<span lang="EN-US">2.1.2.1<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"> </b>Pria Warga Negara Asing (WNA) menikah dengan Wanita Warga Negara Indonesia (WNI)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 70.9pt; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="EN-US">Berdasarkan pasal 8 UU No.62 tahun 1958, seorang perempuan warga negara Indonesia yang kawin dengan seorang asing bisa kehilangan kewarganegaraannya, apabila selama waktu satu tahun ia menyatakan keterangan untuk itu, kecuali apabila dengan kehilangan kewarganegaraan tersebut, ia menjadi tanpa kewarganegaraan. Apabila suami WNA bila ingin memperoleh kewarganegaraan Indonesia maka harus memenuhi persyaratan yang ditentukan bagi WNA biasa. Karena sulitnya mendapat ijin tinggal di Indonesia bagi laki laki WNA sementara istri WNI tidak bisa meninggalkan Indonesia karena satu dan lain hal( faktor bahasa, budaya, keluarga besar, pekerjaan pendidikan,dll) maka banyak pasangan seperti terpaksa hidup dalam keterpisahan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 70.9pt; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;">
<span lang="EN-US">2.1.2.2. Wanita Warga Negara Asing (WNA) yang menikah dengan Pria Warga Negara Indonesia (WNI)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 70.9pt; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="EN-US">Indonesia menganut azas kewarganegaraan tunggal sehingga berdasarkan pasal 7 UU No.62 Tahun 1958 apabila seorang perempuan WNA menikah dengan pria WNI, ia dapat memperoleh kewarganegaraan Indonesia tapi pada saat yang sama ia juga harus kehilangan kewarganegaraan asalnya. Permohonan untuk menjadi WNI pun harus dilakukan maksimal dalam waktu satu tahun setelah pernikahan, bila masa itu terlewati , maka pemohonan untuk menjadi WNI harus mengikuti persyaratan yang berlaku bagi WNA biasa. Untuk dapat tinggal di Indonesia perempuan WNA ini mendapat sponsor suami dan dapat memperoleh izin tinggal yang harus diperpanjang setiap tahun dan memerlukan biaya serta waktu untuk pengurusannya. Bila suami meninggal maka ia akan kehilangan sponsor dan otomatis keberadaannya di Indonesia menjadi tidak jelas Setiap kali melakukan perjalanan keluar negri memerlukan reentry permit yang permohonannya harus disetujui suami sebagai sponsor. Bila suami meninggal tanah hak milik yang diwariskan suami harus segera dialihkan dalam waktu satu tahun. Seorang wanita WNA tidak dapat bekerja kecuali dengan sponsor perusahaan. Bila dengan sponsor suami hanya dapat bekerja sebagai tenaga sukarela. Artinya sebagai istri/ibu dari WNI, perempuan ini kehilangan hak berkontribusi pada pendapatan rumah tangga.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="EN-US">Dalam ketentuan UU kewarganegaraan ini, anak yang lahir dari perkawinan campuran bisa menjadi warganegara Indonesia dan bisa menjadi warganegara asing :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 46.35pt; mso-list: l6 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="EN-US">Menjadi warganegara Indonesia</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Apabila anak tersebut lahir dari perkawinan antara seorang wanita warga negara asing dengan pria warganegara Indonesia (pasal 1 huruf b UU No.62 Tahun 1958), maka kewarganegaraan anak mengikuti ayahnya, kalaupun Ibu dapat memberikan kewarganegaraannya, si anak terpaksa harus kehilangan kewarganegaraan Indonesianya. Bila suami meninggal dunia dan anak anak masih dibawah umur tidak jelas apakah istri dapat menjadi wali bagi anak anak nya yang menjadi WNI di Indonesia. Bila suami (yang berstatus pegawai negeri)meningggal tidak jelas apakah istri (WNA) dapat memperoleh pensiun suami.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 46.35pt; mso-list: l6 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="EN-US">Menjadi warganegara asing</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Apabila anak tersebut lahir dari perkawinan antara seorang wanita warganegara Indonesia dengan warganegara asing. Anak tersebut sejak lahirnya dianggap sebagai warga negara asing sehingga harus dibuatkan Paspor di Kedutaan Besar Ayahnya, dan dibuatkan kartu Izin Tinggal Sementara (KITAS) yang harus terus diperpanjang dan biaya pengurusannya tidak murah. Dalam hal terjadi perceraian, akan sulit bagi ibu untuk mengasuh anaknya, walaupun pada pasal 3 UU No.62 tahun 1958 dimungkinkan bagi seorang ibu WNI yang bercerai untuk memohon kewarganegaraan Indonesia bagi anaknya yang masih di bawah umur dan berada dibawah pengasuhannya, namun dalam praktek hal ini sulit dilakukan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 2.0cm; mso-list: l6 level3 lfo5; text-align: justify; text-indent: -42.5pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">2.1.3<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">Menurut UU Kewarganegaraan Baru</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 81.6pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="EN-US">Undang-Undang kewarganegaraan yang baru memuat asas-asas kewarganegaraan umum atau universal. Adapun asas-asas yang dianut dalam Undang-Undang ini sebagai berikut:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 49.65pt; mso-list: l4 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="EN-US">Asas ius sanguinis (law of the blood) adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan negara tempat kelahiran.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-list: l4 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="EN-US">Asas ius soli (law of the soil) secara terbatas adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran, yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 46.35pt; mso-list: l6 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US">3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="EN-US"> Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap orang.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -13.65pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 46.35pt; mso-list: l6 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US">4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="EN-US">Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="EN-US">Undang-Undang ini pada dasarnya tidak mengenal kewarganegaraan ganda (bipatride) ataupun tanpa kewarganegaraan (apatride). Kewarganegaraan ganda yang diberikan kepada anak dalam Undang-Undang ini merupakan suatu pengecualian. Mengenai hilangnya kewarganegaraan anak, maka hilangnya kewarganegaraan ayah atau ibu (apabila anak tersebut tidak punya hubungan hukum dengan ayahnya) tidak secara otomatis menyebabkan kewarganegaraan anak menjadi hilang</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">2.2 Apakah kewarganegaraan ganda ini akan menimbulkan masalah bagi anak?</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US">Bila dikaji dari segi hukum perdata internasional, kewarganegaraan ganda juga memiliki potensi masalah, misalnya dalam hal penentuan status personal yang didasarkan pada asas nasionalitas, maka seorang anak berarti akan tunduk pada ketentuan negara nasionalnya. Bila ketentuan antara hukum negara yang satu dengan yang lain tidak bertentangan maka tidak ada masalah, namun bagaimana bila ada pertentangan antara hukum negara yang satu dengan yang lain, lalu pengaturan status personal anak itu akan mengikuti kaidah negara yang mana. Lalu bagaimana bila ketentuan yang satu melanggar asas ketertiban umum pada ketentuan negara yang lain.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US">Sebagai contoh adalah dalam hal perkawinan, menurut hukum Indonesia, terdapat syarat materil dan formil yang perlu dipenuhi. Ketika seorang anak yang belum berusia 18 tahun hendak menikahmaka harus memuhi kedua syarat tersebut. Syarat materilharus mengikuti hukum Indonesia sedangkan syarat formil mengikuti hukum tempat perkawinan dilangsungkan. Misalkan anak tersebut hendak menikahi pamannya sendiri (hubungan darah garis lurus ke atas), berdasarkan syarat materiil hukum Indonesia hal tersebut dilarang (pasal 8 UU No.1 tahun 1974), namun berdasarkan hukum dari negara pemberi kewarganegaraan yang lain, hal tersebut diizinkan, lalu ketentuan mana yang harus diikutinya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">BAB III</span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">PENUTUP</span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">3.1 Kesimpulan</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US">Dari penjelasan-penjelasan yang telah diuraikan maka dapat disimpulkan:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-list: l1 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="EN-US">Anak adalah subjek hukum yang belum cakap melakukan perbuatan hukum sendiri sehingga harus dibantu oleh orang tua atau walinya yang memiliki kecakapan. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-list: l1 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="EN-US">Pengaturan status hukum anak hasil perkawinan campuran dalam UU Kewarganegaraan yang baru, memberi pencerahan yang positif, terutama dalam hubungan anak dengan ibunya, karena UU baru ini mengizinkan kewarganegaraan ganda terbatas untuk anak hasil perkawinan campuran.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">3.2 Saran</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US">Dari hasil penulisan ini penulis memiliki saran yakni dengan seiring berkembangnya zaman dan sistem hukum, UU Kewarganegaraan yang baru ini penerapannya seharusnya dapat terus dikritisi oleh para ahli hukum perdata internasional, terutama untuk mengantisipasi potensi masalah. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">DAFTAR PUSTAK</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">A</b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">Gautama, Sudargo, 1977. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Pengantar Hukum Perdata Internasional Indonesia. </i>Bandung: Bina Cipta</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span lang="EN-US">Sutrisna, Gede. 1991. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Hukum perdata internasional</i>. Palangka raya: tambun bungai</span></div>Handy Sihotanghttp://www.blogger.com/profile/17513973962558063435noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8720099239823789774.post-19344972561812729512011-11-18T18:32:00.000-08:002011-11-19T00:16:16.874-08:00Status Mahkamah Internasional Hukum Laut Internasional<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">BAB I</span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">PENDAHULUAN</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-list: l2 level2 lfo1; text-align: justify; text-indent: -35.45pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">1.1<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">Latar Belakang</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="EN-US">Tataran internasional masyarakat internasional melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa terus melakukan berbagai upaya kodifikasi hukum laut melalui konferensi-konferensi internasional, yaitu Konferensi Hukum Laut di Jenewa tahun 1958 (United Nations Conference on the Law of the Sea - UNCLOS I) yang menghasilkan 4 (empat) Konvensi, tetapi Konferensi tersebut gagal menentukan lebar laut territorial dankonsepsi negara kepulauan yang diajukan Indonesia, kemudian dilanjutkan dengan Konferensi kedua (UNCLOS II) yang juga mengalami kegagalan dalam menetapkan duaketentuan penting tersebut, yang penetapan lebar laut teritorial dan negara kepulauan. UNCLOS I dan UNCLOS II telah gagal menentukan lebar laut territorial dan konsepsi Negara kepulauan karena berbagai kepentingan setiap Negara, maka PBB terus melanjutkan upaya kodifikasi dan unifikasi hukum laut internasional terutama dimulai sejak tahun 1973 di mana tahun 1970an itu merupakan awal kebangkitan kesadaran masyarakatinternasional atas pentingnya mengatur dan menjaga lingkungan global termasuk lingkungan laut, sehingga melalui proses panjang dari tahun 1973-1982 akhirnya Konferensi ketiga (UNCLOS III) itu berhasil membentuk sebuah Konvensi yang sekarang dikenal sebagai Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982 (United Nations Convention on the Law of the Sea) yang ditandatangani oleh 119 Negara di Teluk Montego Jamaika tanggal 10 Desember 1982.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Konvensi Hukum Laut Internasional (UNCLOS) 1982 mengatur mengenai beberapa hal, pertama mengenai laut teritorial. Penarikan garis pangkal untuk mengukur lebar laut teritorial harus sesuai dengan ketentuan garis pangkal lurus, mulut sungai dan teluk atau garis batas yang diakibatkan oleh ketentuan-ketentuan itu dan garis batas yang ditarik sesuai dengan tempat berlabuh di tengah laut. Dan penerapan garis batas laut teritorial antara negara-negara yang pantainya berhadapan atau berdampingan, harus dicantumkan dalam peta dengan skala atau skala-skala yang memadai untuk penetapan garis posisinya (pasal 16 ayat 1). </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Kedua, untuk perairan Zona Ekonomi Eksklusif penarikan garis batas terliat ZEE dan penetapan batas yang ditarik harus sesuai dengan ketentuan penetapan batas yang ditarik harus sesuai dengan ketentuan penetapan batass ekonomi eksklusif antar negar yang pantainya berhadapan (opposite) atau berdampingan (adjacent) harus dicantumkan pada pea dengan sekala yang memadai untuk menentukan posisi nya (Pasal 75 Ayat 1). </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Ketiga, untuk landas kontinen. Penarikan garis batas terluar landas kontinen dan penetapan batas yang ditarik harus sesuai dengan ketentuan penentuan batas landas kontinen antara negara yang pantainya berhadapan (opposite) atau berdampingan (adjacent), harus dicantumkan pada peta dengan skala atau skala-skala yang memadai untuk penentuan posisinya (pasal 84 ayat 1). Konvensi Hukum Laut Internasional memberikan kesempatan kepada negara pantai untuk melakukan tinjauan terhadap wilayah landas kontinen hingga mencapai 350 mil laut dari garis pangkal. Berdasarkan ketentuan UNCLOS jarak yang diberikan adalah 200 mil laut, maka sesuai ketentuan yang ada di Indonesia berupaya untuk melakukan submission ke PBB mengenai batas landas kontinen Indonesia diluar 200 mil laut, karena secara posisi geografis dan kondisi geologis, Indonesia kemungkinan memiliki wilayah yang dapat diajukan sesuai dengan ketentuan penarikan batas landas kontinen diluar 200 mil laut. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Perkembangan hukum internasional khususnya mengenai pengajuan kasus-kasus ke Mahkamah Internasional (International Court of Justice) dalam lima tahun terakhir ini telah menghadapi babak baru. Paling tidak perhatian terhadap kasus-kasus yang menyangkut persoalan lautkhususnya sumberdaya alam telah menjadi agenda penting, walaupun dalam kasus-kasus terdahulu hanya merupakan bagian dari kasus mengenai sengketa perbatasan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-list: l2 level2 lfo1; text-align: justify; text-indent: -35.45pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">1.2<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">Rumusan Masalah</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Dalam penulisan makalah ini maka permasalahan yang hendak dijawab adalah:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -36.55pt;">
<span lang="EN-US">2.1.1 Bagaimana </span>status mahkamah internasional hukum laut internasional<span lang="EN-US">? </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -36.55pt;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.3</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tujuan Penulisan</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US"> Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk:</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="display: none; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="display: none; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.</span><span lang="EN-US" style="display: none; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="display: none; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level2 lfo2; text-align: justify; text-indent: -21.6pt;">
<span lang="EN-US" style="display: none; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.1.</span><span lang="EN-US" style="display: none; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="display: none; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level2 lfo2; text-align: justify; text-indent: -21.6pt;">
<span lang="EN-US" style="display: none; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.2.</span><span lang="EN-US" style="display: none; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">2.2.1 </span></b><span lang="EN-US">Untuk mengetahui </span>status mahkamah internasional hukum laut internasional</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">2.2.2 </span></b><span lang="EN-US">Untuk mengetahui </span>penyelesaian dalam sengketa di Mahkamah Internasional?</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-list: l3 level3 lfo3; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">2.2.3<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><span lang="EN-US">Untuk menyelesaikan tugas Hukum Perdata Internasional</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -35.45pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">1.4 Manfaat Penulisan</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -35.45pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US"> </span></b><span lang="EN-US">Dalam penulisan makalah ini<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"> </b>diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai Ilmu hukum umumnya dan khususnya menyumbangkan bekal pengetahuan mengenai pengaturan Hukum </span>Laut<span lang="EN-US"> Internasional.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">BAB II</span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">PEMBAHASAN</span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 35.45pt; text-align: justify; text-indent: -35.45pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">2.1 </span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">Latar Belakang Terbentuknya Mahkamah Internasional</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 35.45pt; text-align: justify; text-indent: -35.45pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Terbentuknya Mahkamah Internasional (International Court of Justice/ICJ) tidak terlepas dari hasil konperensi internasional yang diadakan di San Fransisco pada tahun 1945. Konperensi ini juga telah melahirkan Perserikatan Bangsa-bangsa (The United Nations/UN) yang merupakan organisasi internasional yang memiliki internasional legal personal. Ide mengenai lahirnya PBB tidak terlepas dari konsep pembentukan Liga Bangsa-bangsa (League of Nations) tahun 1922 yang juga mendirikan Mahkamah Internasional Permanen (The Permanent Court of International Justice/PCIJ) sebagai upaya untuk mempertahankan perdamaian serta upaya menyelesaikan sengketa secara damai.</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">Namun ada perbedaan mendasar antara PCIJ dan ICJ yaitu bahwa negara anggota Liga Bangsa-bangsa tidak secara otomatis menjadi anggota PCIJ. Hal ini berbeda dengan anggota PBB yang otomatis juga merupakan anggota atau pihak yang dapat berperkara dalam Mahkamah Internasional berdasarkan pasal 19 (1) Piagam Mahkamah Internasional. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US"><br />
Mahkamah Internasional dibentuk berdasarkan suatu statuta yang dikenal dengan nama Statuta of International Court of Justice. Statuta ini dibentuk berdasarkan statuta Mahkamah Internasional Permanen/PCIJ yang telah dibubarkan dengan berbagai penyesuaian dan perombakan sesuai keadaan organisasi yang baru yaitu sebagai salah satu organ utama PBB. Dengan demikian muncul beberapa pendapat yang menyatakan bahwa Mahkamah Internasional adalah pengganti dari Mahkamah Internasional Permanen/PCIJ yang telah dibubarkan. Sedangkan Pasal 36 (5) Statuta Mahkamah Internasional secara tegas menyatakan bahwa bila ada negara yang menerima yurisdiksi PCIJ dengan suatu deklarasi sepihak maka hal ini dianggap juga ditujukan kepada Mahkamah Internasional. Walaupun demikian hal ini masih tergantung apakah deklarasi tersebut masih berlaku dan memiliki syarat-syarat tertentu.Sebagai contoh gugatan yang dilakukan oleh Portugal terhadap India dalam kasus The Right of Passage didasarkan pada Deklarasi tentang penerimaan yurisdiksi PCIJ oleh India pada tahun 1940. Gugatan Portugal </span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">yang diajukan kepada Mahkamah Internasional pada tahun 1955 masih dianggap tetap berlaku. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -35.45pt;">
<span lang="EN-US"><br />
Selain itu pasal 37 Statuta Mahkamah menegaskan bahwa suatu perjanjian atau konvensi yang masih mempunyai kekuatan berlaku dan dalam klausulnya menyatakan bahwa bila terjadi sengketa antar pihak-pihak akan diselesaikan ke PCIJ, maka penyelesaian sengketa tersebut harus dianggap ditujukan kepada Mahkamah internasional. Hal lainnya yang memperkuat pendapat bahwa Mahkamah Internasional adalah pengganti PCIJ adalah dalam ketentuan hukum acara yang berlaku atau Rules of Court berasal dari Rule of Court PCIJ yang mengalami perubahan. Dengan demikian terbentuknya Mahkamah Internasional tidak bisa dilepaskan dari peran Mahkamah Internasional permanen yang dibentuk oleh Liga Bangsa-Bangsa pada tahun 1922. Fakta yang muncul banyak kasus-kasu yang PCIJ yang tidak selesai dilanjutkan oleh Mahkamah Internasional.<br style="mso-special-character: line-break;" /> <br style="mso-special-character: line-break;" /> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -35.45pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;">2.1 </b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US"> Mahkamah Internasional Sebagai Salah Satu Organ Utama PBB</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -35.45pt;">
<span lang="EN-US"><br />
Perserikatan Bangsa-bangsa memiliki beberapa organ utama diantaranya Majelis Umum, Dewan Keamanan, Dewan perwalian, Sekretariat Jenderal dan Dewan Ekonomi dan Sosial serta Mahkamah Internasional. Hal ini ditegaskan didalam pasal 7 (1) Piagam PBB yang menyatakan :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">“There are established as the principal organs of the United Nations a General Assembly, a Security Council, an Economic and Social Council, a Trusteeship Council, an International Court of Justice and a Secretariat.”</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">Karena memiliki kedudukan yang sederajat dengan organ-organ utama PBB yang lainnya maka Mahkamah Internasional bukan merupakan badan peradilan umum PBB yang bersifat memaksa terhadap organ lainnya. Mahkamah hanya memiliki kewenangan untuk memberi nasihat apabila diminta dan pemberian nasihat itu tidak mengikat atau meiliki kedudukan lebih tinggi dari keputusan Majelis Umum PBB. Demikian juga halnya dalam pemeriksaan berbagai perkara yang diajukan kepada Mahkamah InternasioNal maka organ-organ PBB lainnya tidak boleh mencampuri urusan Mahkamah. Sebagai salah satu organ utama PBB terbentuknya Mahkamah Internasional tidak terlepas dari tujuan dibentuknya PBB. Hal ini tercantum secara tegas didalam Piagam PBB yang menyatakan :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">“Untuk mempertahankan perdamaian dan kemanan dunia dan untuk mencapai tujuan tersebut perlu mengadakan tindakan-tindakan bersama yang efektif untuk mencegah dan meniadakan ancaman terhadap perdamaian serta untuk menanggulangi tindakan-tindakan agresi atau pelanggaran atas perdamaian dengan cara damai sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan dan ketentuan hukum internasional, perukunana atau enyelesaian sengketa internasional atau keadaan yang mengancam perdamaian internasional.”</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">Tujuan diatas menegaskan perlunya dibentuk suatu lembaga atau badan peradilan yang diberi wewenang menyelesaikan sengketa secara damai. Piagam PBB mengatur mengenai Mahkamah Internasional pada Bab XIV khususnya pasal 92 hingga 96.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -42.5pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">2.</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">3<span lang="EN-US"> </span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">Proses Penyelesaian Sengketa Oleh Mahkamah Internasional</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"> Hukum Laut Internasional</b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Dalam proses penyelesaian sengketa Mahkamah Internasional bersifat pasif artinya hanya akan bereaksi dan mengambil tindakan-tindakan bila ada pihak-pihak berperkara mengajukan ke Mahkamah Internasional. Dengan kata lain Mahkamah Internasional tidak dapat mengambil inisiatif terlebih dahulu untuk memulai suatu perkara. Dalam mengajukan perkara terdapat 2 tugas mahkamah yaitu menerima perkara yang bersifat kewenangan memberi nasihat (advisory opinion) dan menerima perkara yang wewenangnya untuk memeriksa dan mengadili perkara yang diajukan oleh negara-negara (contensious case).<br />
Sebenarnya hanya negara sebagai pihak yang boleh mengajukan perkara kepada Mahkamah Internasional. Karena itu perseorangan, badan hukum, serta organisasi internasional tidak dapat menjadi pihak untuk berperkara ke Mahkamah internasional. Namun demikian berdasarkan Advisory opinion tanggal 11 April 1949 Mahkamah Internasional secara tegas menyatakan bahwa Perserikatan bangsa-bangsa adalah merupakan pribadi hukum yang dapat mengajukan klaim internasional atau gugatan terhadap negara. Advisory Opinion ini telah membuka kesempatan kepada PBB untuk menjadi pihak dalam perkara kontradiktor (contentious case).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US"><br />
Dalam upaya penyelesaian perkara ke Mahkamah Internasional bukanlah merupakan kewajiban negara namun hanya bersifat fakultatif. Artinya negara dalam memilih cara-cara penyelesaian sengketa dapat melalui berbagai cara lain seperti saluran diplomatik, mediasi, arbitrasi, dan cara-cara lain yang dilakukan secara damai. Dengan demikian penyelesaian perkara yang diajukan ke Mahkamah Internasional bersifat pilihan dan atas dasar sukarela bagi pihak-pihak yang bersengketa. Hal ini sesuai dengan Pasal 33 (1) Piagam PBB.<br />
Meskipun Mahkamah Internasional adalah merupakan organ utama PBB dan anggota PBB otomatis dapat berperkara melalui Mahkamah Internasional, namun dalam kenyataannya bukanlah merupakan kewajiban untuk menyelesaikan sengketa pada badan peradilan ini. Beberapa negara tidak berkemauan untuk menyelesaikan perkaranya melalaui Mahkamah Internasional. Sebagai contoh dalam perkara Kepulauan Malvinas tahun 1955 dimana Inggris menggugat Argentina dan Chili ke Mahkamah Internasional namun Chili dan Argentina menolak kewenangan Mahkamah Internasional untuk memeriksa perkara ini. <br />
Perlu dicatat bahwa para hakim yang duduk di Mahkamah Internasional tidak mewakili negaranya , namun dipilih dan diangkat berdasarkan persyaratan yang bersifat individual seperti keahliannya dalam ilmu hukum, kejujuran serta memiliki moral yang baik. Penunjukan para hakim ini diusulkan dan dicalonkan oleh negara-negara ke Majelis Umum PBB dan Dewan Keamanan PBB.<br />
Pengajuan perkara ke Mahkamah Internasional dapat menggunakan 2 cara yaitu :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US"><br />
1. Bila pihak-pihak yang berperkara telah memiliki perjanjian khusus (special agreement) maka perkara dapat dimasukkan dengan pemberitahuan melalui panitera Mahkamah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US"><br />
2. Perkara dapat diajukan secara sepihak (dalam hal tidak adanya perjanjian/persetujuan tertulis).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US"><br />
Surat pengajuan permohonan perkara harus ditandatangani oleh wakil negara atau perwakilan diplomatik yang berkedudukan di tempat mahkamak Internasional berada. Setelah panitera menerima maka salinan pengajuan perkara tersebut disahkan kemudian salinanya dikirim kepada negara tergugat dan hakim-hakim Mahkamah. Pemberitahuan juga disampaikan kepada anggota PBB melalui Sekretariat Jenderal.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US"><br />
Setelah itu dalam acara pemeriksaan dilakukan melalui sidang acara tertulis dan acar lisan. Dalam acara tertulis maka dilakukan jawab menjawab secara tertulsi antara pihak tergugat dan penggugat. Setelah acara tertulis ditutup maka dimulai lagi acara lisan atau hearing. Acara ini biasanya dipimpin langsung oleh Presiden mahkamah atau wakil presiden dengan menanyakan saksi-saksi maupun saksi ahli atau juga wakil-wakil para pihak seperti penasihat hukum, pengacara. Dalam acara ini dapat bersifat terbuka atau tertutup tergantung dari keinginan para pihak. Setelah semuanya selesai maka dilakukan pengambilan keputusan yang dilakukan berdasarkan suara mayoritas para hakim. Keputusan Mahkamah bersifat final dan tidak ada banding kecuali untuk hal-hal yang bersifat penafsiran dari keputusan itu sendiri. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US"><br />
Dalam persidangannya untuk jenis perkara-perkara tertentu dapat dimungkinkan dibentuknya suatu kamar sengketa (chamber) yaitu sidang majelis hakim yang lebih kecil. Sebagai contoh adalah pembentukan Chamber of Environmental Dispute untuk menangani Case concerning Certain Phosphate Lands in Nauru (Nauru v Australia) dan Gabcikovo-Nagymaros Project (Hungary v. Slovakia). Namun pembentukan kamar sengketa ini hanya berlaku bagi kewenangan untuk memeriksa perkara kontradiktor sehingga tidak berlaku dalam persidangan advisory opinion.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Mahkamah Internasional (International Court of Justice/ICJ) merupakan badan internasional yang diakui memiliki kedudukan istimewa. Selain sebagai badan utama Perserikatan Bangsa-bangsa, Mahkamah Internasional juga merupakan badan pengadilan yang memiliki reputasi internasional dan mempunyai statuta tersendiri. Mahkamah Internasional merupakan kelanjutan dari Mahkamah Permanen Internasional (Permanent International Court of Justice/PICJ) yang dibentuk oleh Liga Bangsa-bangsa sehingga tidak berbeda jauh dengan peraturan yang berlaku dalam PICJ . Dalam struktur organisasinya Mahkamah Internasional terdiri atas Presiden, Wakil Presiden Mahkamah Internasional dan hakim anggota serta panitera yang dipilih tanpa terikat atau mewakili negaranya. Para hakim berjumlah 15 orang dan tidak boleh memiliki kewarganegaraan yang sama. Dipilih oleh Majelis Umum dan Dewan Keamanan. Kualifikasi para hakim harus merupakan pribadi yang baik dan bermoral tinggi serta memiliki reputasi yang diakui internasional. Seorang hakim tidak boleh mengadili suatu kasus dimana negaranya terlibat serta tidak diperkenankan untuk terlibat kegiatan politik, administratif, pembimbing dan advokat bagi negaranya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US"><br />
Dalam menghadapi suatu kasus umumnya kehadiran para hakim harus lengkap atau minimum 9 hakim. Dalam kasus-kasus tertentu Mahkamah Internasional dapat membentuk suatu kamar penyelesaian sengketa (Chamber of Settlement Disputte) yang terdiri atas 3 hakim atau lebih berdasarkan Pasal 26 Statuta Mahkamah. Kebutuhan ini sebenarnya sudah pernah diungkapkan oleh beberapa hakim sejak tahun 1980. Untuk pertema kalinya Mahkamah Internasional menggunakan suatu kamar (chamber) dalam Gulf of Maine Case (USA v. Canada). Kamar sengketa ini dipimpin oleh Hakim Ago (Presiden), hakim Gros, hakim Molser, hakim Shwabel dan hakim ad hoc Cohen. Hal ini dikarenakan banyak pendekatan yang digunakan diantaranya klaim atas perbatasan, isu-isu mengenai geologi, geomorfologi, lingkungan hidup, kelautan, ketergantungan ekonomi serta metode penentuan batasan wilayah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Dalam menghadapi persoalan-persoalan baru yang berkembang dengan pesat nampaknya Mahkamah Internasional dituntut mampu untuk menyesuaikan perkembangan zaman. Hal ini dapat terlihat dengan adanya perkembangan demokratisasi khususnya tuntutan negara-negara baru sejak berakhirnya Perang Dunia II. Selain itu partisipasi masyarakat global melalui berbagai kegiatan internasional semakin nyata dengan makin berperannya Non Government Organization (NGO), indegenous people, asosiasi-asossiasi dan berbagai kelompok kepentingan yang menuntut adanya hak-hak yang sama.<br />
Hal ini ditambah lagi proses globalisasi yang nyata dimana batas-batas negara semakin menipis dan semakin berkembanganya organisasi-organisasi yang memiliki karakter internasional yang kuat. Karena itu sebagian ahli menuntut adanya lembaga peradilan internasional yang mampu menangani berbagai persoalan global yang tidak terbatas pada kepentingan negara saja.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -35.45pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;">2.4 <span lang="EN-US">Arbitrase Internasional</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -35.45pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Penyelesaian sengketa internasional melalui arbitrase internasional adalah pengajuan sengketa internasional kepada arbitrator yang dipilih secara bebas oleh para pihak, yang memberi keputusan dengan tidak harus terlalu terpaku pada pertimbangan-pertimbangan hukum. Arbitrase adalah merupakan suatu cara penerapan prinsip hukum terhadap suatu sengketa dalam batas-batas yang telah disetujui sebelumnya oleh para pihak yang bersengketa. Hal-hal yang penting dalam arbitrase adalah: Perlunya persetujuan para pihak dalam setiap tahap proses arbitrase, dan Sengketa diselesaikan atas dasar menghormati hukum. (Burhan Tsani, 1990; 211) Secara esensial, arbitrase merupakan prosedur konsensus, karenanya persetujuan para pihaklah yang mengatur pengadilan arbitrase. Arbitrase terdiri dari seorang arbitrator atau komisi bersama antar anggota-anggota yang ditunjuk oleh para pihak atau dan komisi campuran, yang terdiri dari orang-orang yang diajukan oleh para pihak dan anggota tambahan yang dipilih dengan cara lain. Pengadilan arbitrase dilaksanakan oleh suatu “panel hakim” atau arbitrator yang dibentuk atas dasar persetujuan khusus para pihak, atau dengan perjanjian arbitrase yang telah ada. Persetujuan arbitrase tersebut dikenal dengan compromis (kompromi) yang memuat:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">1. persetujuan para pihak untuk terikat pada keputusan arbitrase;</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">2. metode pemilihan panel arbitrase;</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">3. waktu dan tempat hearing (dengar pendapat);</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">4. batas-batas fakta yang harus dipertimbangkan, dan;</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">5. prinsip-prinsip hukum atau keadilan yang harus diterapkan untuk mencapai suatu kesepakatan. (Burhan Tsani, 1990, 214)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Masyarakat internasional sudah menyediakan beberapa institusi arbitrase internasional, antara lain:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">1. Pengadilan Arbitrase Kamar Dagang Internasional (Court of Arbitration of the International Chamber of Commerce) yang didirikan di Paris, tahun 1919;</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">2. Pusat Penyelesaian Sengketa Penanaman Modal Internasional (International Centre for Settlement of Investment Disputes) yang berkedudukan di Washington DC;</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">3. Pusat Arbitrase Dagang Regional untuk Asia (Regional Centre for Commercial Arbitration), berkedudukan di Kuala Lumpur, Malaysia;</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">4. Pusat Arbitrase Dagang Regional untuk Afrika (Regional Centre for Commercial Arbitration), berkedudukan di Kairo, Mesir. (Burhan Tsani; 216)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -35.45pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"> </b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">BAB III</span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">PENUTUP</span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">3.1 Kesimpulan</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US">Dari penjelasan-penjelasan yang telah diuraikan maka dapat disimpulkan:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-list: l1 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="EN-US">Anak adalah subjek hukum yang belum cakap melakukan perbuatan hukum sendiri sehingga harus dibantu oleh orang tua atau walinya yang memiliki kecakapan. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; mso-list: l1 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="EN-US">Pengaturan status hukum anak hasil perkawinan campuran dalam UU Kewarganegaraan yang baru, memberi pencerahan yang positif, terutama dalam hubungan anak dengan ibunya, karena UU baru ini mengizinkan kewarganegaraan ganda terbatas untuk anak hasil perkawinan campuran.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">3.2 Saran</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US">Dari hasil penulisan ini penulis memiliki saran yakni dengan seiring berkembangnya zaman dan sistem hukum, UU Kewarganegaraan yang baru ini penerapannya seharusnya dapat terus dikritisi oleh para ahli hukum perdata internasional, terutama untuk mengantisipasi potensi masalah. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">DAFTAR PUSTAKA</span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span lang="EN-US">Firdaus, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Politik Hukum di Indonesia, </i>Pusat Penelitian UIN Sultan Syarif Kasim Riau </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span lang="EN-US">Gautama, Sudargo, 1977. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Pengantar Hukum Internasional Indonesia. </i>Bandung: Bina Cipta</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span lang="EN-US">Sutrisna, Gede. 1991. </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Sengketa<span lang="EN-US"> internasional</span></i><span lang="EN-US">. Palangka raya: tambun bungai</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span lang="EN-US">Wardojo, W. 2001. <i>Strategi Pengelolaan Kawasan Konservasi dalam Rangka Meningkatkan Kesejahteraan</i></span><i>. </i><span lang="EN-US">Jember: Penerbit Universitas Jember.</span></div>Handy Sihotanghttp://www.blogger.com/profile/17513973962558063435noreply@blogger.com0